Senin, 02 Mei 2016

Cerita Dewasa, Skandal Sex Jadi PNS


Dalam keputus asaan, kubulatkan tekat untuk mengambil jalan pintas. Ya melalui bantuan orang pintar. Rekomendasi seorang teman yang kini sudah menjabat di sebuah instansi basah.
Malam itu kira kira pukul 7 malam ketika aku tiba di tempat yang aku tuju. Lumayan lama juga aku mencari. Tempatnya cukup jauh dari jalan utama. Suasana sepi, pohon yang lebat cukup membuat bulu  kuduk ku meremang. Sampai akhirnya ketika kuketuk pintu munculah seorang ibu paruh baya mempersilahkan ku masuk.
“Permisi, apa benar ini rumahnya Bu Retno ?” tanyaku kemudian.
“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Mas!” Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi aku segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku.
“Ooo, jadi Mas Azhim  ini juga pengen jadi pegawai negeri to?”
“Iya Bu! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.” aku menyodorkan satu botol madu murni kepada Bu Retno .
“Kalau begitu, silakan Mas Azhim  ikut saya ke dalam!” Bu Retno  beranjak dari duduknya sambil membawa botol madu yang aku berikan tadi.ia  berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan.
Dari belakang aku membentutinya sambil memperhatikan gerakan pantatnya yang membuatku menelan ludah. Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Bu Retno  menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.
“Maaf ya Mas Azhim ! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!”
“Semuanya, Bu?” tanyaku malu-malu. Bu Retno  tersenyum,
“Mas Azhim  gak usah malu. anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Mas Azhim !” Bu Retno  benar, pikirku.
Lagi pula aku sudah terlanjur datang ke sini, jadi aku tidak perlu malu lagi. Sementara Bu Retno menyiapkan kelengkapan ritual, aku segera menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu.
Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu ditangannya , Bu Retno  datang dan duduk di sampingku.
Sesaat aku sempat melihat Bu Retno  mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.
Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Bu Retno  mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku. aku memejamkan mataku saat tangan lembut Bu Retno  mulai menyentuh dadaku, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku.
Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya. aku menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal pahaku.
“Mas Azhim  sudah punya pacar?” tanya Bu Retno  memecah keheningan.
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Bu!”
“Ooo…, jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Mas!” kata Bu Retno  meledek.
“ah, Bu Retno  ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Bu Retno  ketika ia  memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku. aku juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap.
Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus itu. Bu Retno membiarkannya ketika tanganku mengelusnya. Bahkan ia malah makin melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya. Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Bu Retno  turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat otot- otot perutku yang keras.
“Wah…, badan Mas Azhim  kekar juga ya. Pasti Mas Azhim  rajin olah raga.”
“Ya, tiap pagi saya usahakan untuk olah raga meskipun cuma angkat beban atau sit up.”
“Ooo…, pantesan adik Mas Azhim  gede!”
“Maksud Bu Retno , adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.
“Maksud saya adik yang ini…..” kata Bu Retno  sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung. ada rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Bu Retno . Ia  dengan lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan.
“Ooohh…, Bu! …!” aku melenguh nikmat. aku juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Bu Retno  menanggapi positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa mencapai pangkal pahanya. astaga…!
Sekali lagi aku terkejut sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus diantara pangkal paha Bu Retno .


Ternyata ia  sudah tidak memakai celana dalam. Perlahan-lahan aku mulai menggosok bibir vagina Bu Retno  yang sudah basah itu dengan jariku. Bu Retno  bertambah kelonjatan dan semaikin bersemangat mengocok batang kejantananku. Perlahan lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Bu Retno  mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal pahaku, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat kejantananku  yang sudah bertonjolan.
“Gimana Mas Azhim ? Enak kan?” tanya bu Retno  di sela-sela aksinya.
“ahh.., nikmat banget Bu! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” aku memang belum begitu pengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara standart saja.
Namun kali ini Bu Retno  memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Terbukti ketika Bu Retno  dengan lembut memasukkan ujung penisku ke mulut mungilnya.
“Ooougghh…, Bu!” nafasku semakin memburu. aku merintih-rintih nikmat, ketika Bu Retno  masih asyik mempermainkan kejantananku  di dalam rongga mulutnya. aku juga semakin berani. Kutarik rokny sampai terlepas.
Bahkan Bu Retno  juga melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternyata bu Retno  masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus, payudaranya yang masih kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya.
Oh, sungguh sexy. “aahhh…., penis  Mas Azhim  memang luar biasa besarnya.
Hhhmmmm…., saya memang sudah lama mendambakan penis  sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Bu Retno  kembali melumat kejantananku.
Kali ini ia  mengangkangi tubuhku dan menyodorkan vaginanya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, aku mendekatkan mulutku ke vagina Bu Retno  yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat merangsah syaraf otakku untuk menjilatnya.


Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan vaginanya dengan lembut. “aaaaghhh…! Yaahhh…, begitu Mas! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…!”
Bu Retno  bertambah semangat mempermainkan kejantananku  di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok batang kejantananku , kepalanya juga bergerak naik turun. Sesekali ia  menyedo-nyedot ujung kejantananku  kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing. Berapa saat kemudian Bu Retno  melepaskan kulumannya.
“Gimana, Mas Azhim  Suka kan?” tanya Bu Retno  sambil tersenyum padaku. aku hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Bu Retno  yang masih memijit-mijit batang kejantananku .
“Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai penis besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Mas Azhim  pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.”
Kata Bu Retno  menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan penis  Mas Azhim  yang besar ini!” Bu Retno  mengambil posisi duduk di atas pahaku.


Perlahan-lahan ia  meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke gua darbanya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung penisku mulai memasuki vaginanya yang hangat. Ngilu kurasakan di ujung kepala kemaluanku. Entahlah… karena ia sudah berpengalaman atau memang aku yang terlalu ingin hingga urat syarafku seoalh putus. Berbagi macam posisi kami coba. 69, doggy style,berdiri, salto, dan sebagainya hingga tak terasa kami berdua pun mencapai kepuasan bersama. Aku puas bu Retno  pun puas. Hingga akhirnya tepat 1 buan kemudian aku di terima bekerja sebagai pegawai negri sipil goongan 3A. Lumayan pikirku.   Begitulah kisah seksku yang awalnya ingin masuk PNS dengan cara pintas, mohon jangan serius apalagi mencontoh mungkin kisahku ini hanya kebetulan saja.

Cerita Sex, Pesta Sex ABG


 Hari itu mendung, ketika aku memasuki area sekolah, sebuah tempat yang diharapkan dapat memberi ilmu untuk bekal masa depan. Seperti yang di harapkan kedua orang tuaku. Di pintu gerbang, aku bertemu dengan Leni, teman sekelasku. Kucowok ba menyamakan kecewek patan jalan untuk sekedar basa basi.
 Cerita Dewasa
gairah sex, area sex, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita hot, cerita bokep. cerita ngentot, cerita ngeseks,cerita seks, cerita sex terbaru, cerita seks terbaru, cerita dewasa terbaru, cerita bokep terbaru, cerita ngentot terbaru, cerita mesum terbaru, sex hot, sex hot terbaru, cerita lucah, cerita lucah 2016, mesum, ngentot, bokep, hot, cewek bugil terbaru, cewek bugi 2016, vagina perawan, perawan desa, video sex 2016, video mesum 2016, video bokep 2016, video ngentot 2016, video hot 2016, video dewasa, spg bispak, ayam kampus, skandal sex Pns, Tips bercinta, pesta sex, Pesta Sex,
Cerita Dewasa Terbaru
gairah sex, area sex, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita hot, cerita bokep. cerita ngentot, 
“Cantik banget sih, Len…”
“hmmm, aku belum mandi aja dibilang cantik, gimana kalo aku udah make over ya??”
“Belum mandi???buseeet!!! Jorok banget sih…” Ejekku
“Kayak kamu bersih banget, biasanya kamu kan bau, apalagi kalo abis olahraga, mana sering deket-deket cewek wek lagi pas abis olahraga” Balasnya
“Sialan nih…” Pikirku,
“Ya iyalah… Namanya juga cowok wok, pasti bau dong abis olahraga…”
“Ah… Si Ucup aja ga bau kalo abis olahraga…”
“Enak aja, mau kamu sama dia? Cakepan juga aku”
“hmmmm pede abis…”
“Iyalah… Remon kok, mana ada tandingannya… Hehehe…”
“Haha… Kamu narsis banget sih jadi cowok …” Katanya sambil mencubit
“Ih… Geli deh… Kamu juga lucu deh…”
Setibanya di kelas aku langsung ambil posisi duduk di sebelah Leni. Jelas dengan sebuah alasan. Perduli setan dengan omongan orang. Karena memang berbanding terbalik. Leni primadona aku biasa saja. Sepanjang hari di dalam kelas mataku terpaku mengagumi kecantikan leni. Hingga tak terasa bel akhir tanda pelajaran berakhir berbunyi. Terasa begitu singkat hari itu.
“Len, kamu pulang sama siapa?” tanyaku
“Gak tau, biasanya sih aku naik angkot, kamu mau anterin aku?”
“Boleh, rumah kamu kan gak terlalu jauh, asalkan…”
“Asalkan apa? Masa nganterin gitu aja pake syarat sih?” Protes Leni
“…asalkan kamu mau cium aku…” Aku mulai nekat, karena memang di sekolah aku terkenal nekat.
“Ih… Ada-ada aja, masa pake cium-cium segala sih??”
Entah ibis mana yang merasuki ku. Spontan kulempar ciuman ngawur yang pernah kuberi. Kupeluk tubuhnya. Dan…
“Mmmmmmmhhhhhhh……..” erang Leni, tetapi aku tidak perduli, aku masih saja mencumbuinya. Tetapi Leni masih bisa lepas dari dekapanku.
“Katanya cuma cium, masa kayak gitu??” Katanya sambil sedikit tertawa
“Tapi suka kan? Bilang aja… Ya kan? Ya kan? Hehe…” Kataku sambil tertawa dan meledek Leni
Tak ada jawaban kuterima. Hanya sebuah tarikan keras hap…!!!
“sini!!!” Suruhnya, dari sini aku mulai ngerti kalau Leni itu seorang “PROFESIONAL”, hehehe…
Leni mulai membukakan celanaku, aku juga membuka baju seragamku sendiri, hingga aku telanjang bulat sementara Leni masih berpakaian lengkap. Dengan Santainya Leni mulai mengocok penisku, hingga tiba saat yang kuharapakan. Leni mulai menjilat-jilat, dan menghisap-hisap penisku, dahsyat bro!!!
Lagi asyiknya kunikmati moment2 indah ini, tiba2 GUBRAK!!!
“tenang tenang… kalem… jangan panik…” seloroh Luna … disampingnya chintya cengar cengir… rupanya sedari tadi mereka sudah memperhatikan aku dan leni.
“mana enak di tempat bgini? Sempit, kotor, bau lagi” tanya Chintya
“ikut ga ke rumah? Ini gw mau ke rumah mau pesta kecil2an” tanya Luna
Aku dan Leni saling berpandangan. Kepalang basah akhirnya kami mengikuti mereka berdua. Luna  dan chintya naik mobil, sedangkan aku dan leni naik motor. Sepanjang perjalanan Leni tak henti2nya menggosok-gosokan dadanya ke punggunggu.  
Akhirnya tiba juga kami di rumah Luna , Luna  dan Chintya sudah sampai duluan di sana, mereka menunggu kami, hingga kami masuk ke dalam rumah, Luna  mengunci pintu rumahnya. Aku duduk di sofa, dan mereka mulai mengelilingku. Luna  mulai melingkarkan tangannya di leherku sambil berdiri, dan langsung menciumiku, sementara Chintya dan Leni duduk di sebelah kiri dan kananku.
Mereka mulai mengelus-elus dada dan selangkanganku, penis mulai mengeras di selangkanganku. Lalu aku memeluk Luna , mendekapnya dengan sangat keras, saat itu aku tidak tahu siapa memegang bagian tubuhku yang mana, saat itu aku merasakan ada yang membuka celanaku, lalu menariknya dengan sedikit kesulitan untuk membukanya, tinggallah baju seragamku dengan celana pendek ketatku, tanpa ada apa-apa lagi di dalamnya, aku melepaskan ciumanku dengan Luna , lalu kulepas baju seragamku, kini aku telanjang tanpa menggunakan pakaian apapun, lalu aku berpindah mencium Leni, sembari Leni mengocok ngocok  penisku, Chintya mulai menjilati dadaku, menghisap putingku, terasa sangat geli. Luna membuka bajunya, lalu melemparkannya kepadaku yang sedang mencumbu Leni.
Kulemparkan kembali kepadanya. Terlihat kulit pada dada Luna  yang sangat putih mulus, seperti punya mantanku dulu, Sarah. Aku mulai meraba-raba dada Luna , menyelusup dari luar BHnya, lalu Luna membukakan BHnya, semakin terlihat jelas kalau Luna  luar biasa cantiknya, lalu Luna  membuka roknya ke bawah, juga CDnya, lalu aku lepaskan cumbuanku pada Leni, aku berdiri dan langsung mencumbu Luna  lagi, tanganku meremas-remas vaginanya , lalu aku mendorongnya ke sofa, Luna  malah berdiri, menarik tanganku, mengajak aku menuju kamarnya, ada sebuah ranjang yang besar, aku langsung didorongnya hingga berbaring di ranjang, kulihat Leni dan Chintya menyusul kami ke kamar. Luna  mulai mengocok -ngocok  penisku , tak lama ia mengocok , kemudian menghisapnya dengan penuh semangat, aku sampai melayang terbang ke awan dibuatnya. Lalu kulihat Chintya dan Leni mulai membuka seluruh pakaian mereka, hingga telanjang bulat, body mereka bagus semua, aku ga bosan-bosan ngeliatin mereka, Chintya lalu memasang posisi meletakkan vaginanya  ke wajahku, aku langsung menjilatinya. Leni juga memainkan vaginanya  sendiri, aku sangat suka melihat pemandangan seperti ini.
Mereka semua meraung-raung, mendesah, dan berteriak kenikmatan. Luna  yang sepertinya sudah mulai bosan menghisapi penisku  mulai bangkit dan berusaha menduduki penisku  dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya  yang sudah basah terangsang. Penisku  merasakan betapa nikmatnya vagina  Luna , aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, Luna  meresponnya dengan baik, Luna  juga membalas gerakan pinggulku dengan sangat liar, melihat itu, Leni menghampiri Luna  dan langsung mencium Luna dengan sangat liar, wow! Ini semua sangat hebat, sangat luar biasa!!!
“Akkkhhhhh……..!!!!” Desah Luna  yang bergoyang liar di atas tubuhku, tak lama kemudian, Luna  ambruk ke tubuhku, Luna  mendapatkan orgasmenya. Luna  lalu bangkit dan pindah ke samping kami bertiga, Luna  terlihat lemas dan ia tertidur. Leni meraih penisku  dan menghisapnya, sementara Chintya masih bertahan dengan hisapanku di vaginanya , aku masih dalam posisi berbaring di ranjang.
“Leniii… Aku mau ngerasain punya si Remon… Pengen banget nih… Akkkkhhhh….”
“Ya udah, sini” “Entar, kamu nungging aja, Chin, biar doggie” suruhku Chintya lalu menungging, aku sempat meremas-remas pantat dan vaginanya , lalu aku mencoba memasukkan penisku  ke dalam vaginanya .
“Aaakkkkhhh…. Aaaahhhh….” Itulah yang keluar dari mulutnya saat penisku  masuk seluruhnya ke dalam vagina  Chintya
“Aaahhh… Oooohhh….”
“Kencengin, Kerasin… enak banget, Ooooooooohhhhhhh……….” Setelah 7 menit bertahan dalam posisi ini, kurasakan seperti ada yang mau keluar dari dalam penisku, akhirnya aku ngecrot di dalam vaginanya sambil mengangkat tubuh Chintya dan mencium bibirnya dari samping.
“Oooohhh…. Enak banget beibh… Aku keluar juga nih… Oooohhh…. Aaaahhhh….
” Tubuh kami berdua pun ambruk, dan penisku  masih berada di dalam vaginanya , kami tergeletak dalam posisi menyamping. Aku mulai bangkit, kulihat banyak sekali spermaku di vagina  Chintya yang meluber keluar vaginanya .
“Enak banget beibh… punya kamu keras banget… ” katanya, ia pun terbaring lemas, menaruh kepalanya di atas tubuh Luna  Kulihat Leni mengangkangkan pahanya, dan memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginanya . Aku beristirahat sejenak, penisku  masih lemas dari orgasme tadi. Cukup 2 menit aku beristirahat.
Kulihat Leni sedang mengocok ngocok vaginanya  dengan jari, aku langsung menghampirinya, dan mencumbuinya, aku mulai dari bibir, leher, lalu aku menyusu di dadanya, dadanya tidak terlalu besar, berukuran sekitar 34B, kulanjutkan dengan memainkan vaginanya.
 “cepetan masukin!!!” Kini aku berada di antara kedua pahanya, mengangkat kedua kakinya ke atas bahuku, lalu mencoba memasukkan penisku  ke dalam vaginanya  yang sudah basah dan merekah merah. Masuklah penisku  ke dalam vaginanya .
“Oooohhh… Aaaahhhh… Eeennnaaakkkk…” Erangnya saat aku menggoyang penisku  Semakin cepat aku menggoyang penisku . Kali ini rasanya penisku  lebih tahan dari pada tadi, mungkin karena sudah keluar sekali pikirku, lama dalam posisi seperti ini, aku meminta Leni untuk tidur menyamping, tanpa mengeluarkan penisku  dari dalam vaginanya , aku memutar posisinya miring ke kiri, dengan posisi ini aku masih menggoyang pinggulku dengan kencang.
Tanganku dalam posisi meremas-remas pantat dan dadanya yang merah bekas cupang, pantatnya merah karena kutampar-tampar. Kulihat Luna  dan Chintya mulai bangun, mereka tiduran sambil menonton permainan aku dan Leni.
Sambil aku ngentot dengan Leni, Luna  menghampiriku dan menciumiku, sepertinya dia mau lagi, semakin kencang aku menggoyangkan pinggulku, lalu kuberhenti sebentar, aku memutar tubuh Leni ke posisi doggie, karena aku suka sekali posisi ini, dalam posisi ini aku meremas-remas dada Leni, semakin Leni mendesah dan berteriak, sementara sambil menggoyang aku berciuman dengan Luna , semakin kukencangkan goyanganku dan akhirnya Leni mengalami orgasmenya.
Langsung kulepas penisku  dari vagina  Leni, aku langsung bergerak menuju Luna  yang sudah telentang membuka pahanya, aku memasukkan penisku  ke dalam vaginanya. Aku menggoyang tubuh Luna  sambil menindihnya, kami berciuman, kami berdua bertahan lama dalam posisi ini.
“Mon… Mau keluar nih aku… Aaaahhh…. Enak banget…”
“Aku juga kak…” Wajah Chintya dan Leni berada di atas perut dan dada Luna , seperti menungguku untuk orgasme. Akhirnya aku cabut penisku  keluar vaginanya , dan keluarlah cipratan orgasme Luna , sangat deras. Lalu aku menembakkan spermaku ke wajah Chintya dan Leni, Chintya langsung menghisap penisku sampai lemas.
Akhirnya kami bertiga tergeletak lemas di atas ranjang, di depanku ada Luna , di kiriku ada Chintya, dan di dadaku terbaring tubuh Leni.
“Thanx banget, Mon. Aku suka banget penis  kamu, lain kali kita bisa main lagi kan?” kata Luna
“Iya, Mon. Kita suka banget penis  kamu, walaupun ga terlalu gede, tapi kamu bisa main lama” puji Leni
“Kapan bisa main lagi, Mon?” tanya Chintya
“Kapan aja aku bisa kok main sama kalian, kalo mau juga di mana aja aku lakuin, di sekolahan juga jadi!”
“Bener nih? Gimana kalo besok kita main lagi di sekolahan?
” kata Luna  “Ah gila ah… Aku ga mau” tolak Chintya
“Boleh… Asalkan pas udah sepi…”
“Ga enak dong kalo sepi, ga seru…” Kata Luna  lagi
“Ah, aku tetep ga mau…” Kata Chintya, Chintya mulai memejamkan matanya dan sepertinya dia kelelahan dan tidur.
“Terserah kalian semualah… Yang penting kalo lagi pengen, hubungi aja aku… Hahaha…” rupanya yang dimaksud dengan pesta adaah Pesta Sex.amazing!!!!

Cerita Sex, Supir Pemuas Hasrat


cerita ngentot terbaru,Umurku masih 18 tahun, seragam putih abu2 lengkap dengan rambut panjang sedada dan hitam (sekarang sebahu lebih dan sedikit merah). Di sekolah aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok. Tubuhku cukup proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang namun kencang serta pinggul yang membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga, ditambah lagi kulitku yang putih mulus. Pertama kalli mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus.  Pengalaman pertama itu membuatku haus akan seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih hot. Beberapa kali aku pacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.
 Cerita Sex
gairah sex, area sex, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita hot, cerita bokep. cerita ngentot, cerita ngeseks,cerita seks, cerita sex terbaru, cerita seks terbaru, cerita dewasa terbaru, cerita bokep terbaru, cerita ngentot terbaru, cerita mesum terbaru, sex hot, sex hot terbaru, cerita lucah, cerita lucah 2016, mesum, ngentot, bokep, hot, cewek bugil terbaru, cewek bugi 2016, vagina perawan, perawan desa, video sex 2016, video mesum 2016, video bokep 2016, video ngentot 2016, video hot 2016, video dewasa, spg bispak, ayam kampus, skandal sex Pns, Tips bercinta, pesta sex, Cerita seks 2016, cerita seks terbaru, cerita seks
 Cerita Sex Terbaru
gairah sex, area sex, cerita sex, cerita dewasa, cerita mesum, cerita hot, cerita bokep. cerita ngentot, cerita ngeseks,cerita seks, cerita sex terbaru, cerita seks terbaru, cerita dewasa terbaru, cerita bokep terbaru, cerita ngentot terbaru,Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk kemana mana orang tuaku mempekerjakaan Bang Tohari sebagai sopir pribadi keluarga kami  sekaligus merangkap pembantu. Usianya sekitar 30-an, badan yang tinggi besar serta keras berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan). Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya suhu di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disetubuhi olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.
Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan hubungan badan dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru selesai sekolah pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Tohari sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.
“Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok” hiburnya
Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamar di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.
“Sshh.. Bang” desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.
“Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga” katanya merayu sambil terus membelai bagian pangkal pahaku dengan jarinya.
Tohari mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Tohari yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.
Sesaat kemudian, Tohari menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu.gairahsex.com Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.
“Non, teteknya bagus.. sama bagusnya kaya bibir bawah, Non marah ga saya giniin?” tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.
Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Tohari yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.
Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Tohari kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.
Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Tohari perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut berpaut dengannya. Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berciuman, Tohari melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang sedaritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
“Ayo Non, isep punya saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo di isep sama Non” katanya.
Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menhisap, tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
“Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah” ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.
Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.
“Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan” katanya.
Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.
Tohari memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Tohari lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Tohari yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan getaran tubuh kami.
“Oohh.. Non Citra,.. ..emhhhh..!” ceracaunya di tengah aktivitasnya.
Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaos dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya terbentuk dengan indah, juga otot perutnya yang kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku.gairahsex.com Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.
“Ahh.. aahh.. yeahh, Bang” desahku dengan mempererat pelukanku.
Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, “Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini”.
Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Tohari meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.
Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku menungging. Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Tohari mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi disengat istrik saat lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.
“Oouuhh.. Bang!” itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.
Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangan dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.
Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berpagutan dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Getaran tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.
Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.
Tohari sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih terbuka, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.
Sejak saat itu, Tohari sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak ada mood pun dia memaksaku. Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangi di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku. Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan kemudian Tohari berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.
jangan lewatin juga ya…

Cerita Sex Lain Dunia (SELESAI)

gairahsex.com adalah blog yang berisi kumpulan cerita sex terbaru, kisah sex dan lain nya.
“krrikkk krikkk krikkkk…, ”
Trimin Smith menoleh kesana kemari, suara jangkrik, kodok dan juga bunyi kresek-kresek membuatnya khawatir. Tak dapat dipungkiri hati Trimin ciut dan nyalinya menguap entah kemana saat melayangkan pandangannya berkeliling, hanya cahaya senter sajalah yang membantunya berjalan menembus kegelapan malam di antara pohon-pohon besar.
“kresekkk.. kresekkkk.. kresekkk..”
Cerita Mesum Ngesex Memek Perawan SMP
Trimin buru-buru menyorotkan lampu senternya kearah suara berkresekan yang semakin mendekat, terdengarnya sih seperti suara orang yang melompat-lompat, dengan berbisik-bisik Trimin memanggil-mangil Santi yang berjalan di depan.
“Santii, Santtttiiiiii, “
“kenapa Bang ??”
“kamu denger suara kresek-kresek gak ??”
“denger, yang kaya orang lagi lompat itu kan bang ??”
“Iya, Suara Apaan tuh ??”
“Ooo, itu cuma pocong koq Bang, tuh di belakang Abang..”
Seiring jawaban Santi, sesuatu melompat keras tepat di belakang tubuh Trimin .
“HAAAHHH ?? WHUAAAAAAWW…!!“
Tanpa perlu melihat lagi ke belakang, Trimin lari tunggang langgang. Santi mangap melihat Trimin Smith yang tiba-tiba dapat berlari sekencang angin
“gilee..!! cepet amat larinya..!!” begitulah pikiran Santi.
“Bangg!! Bang Trimin !! mau kemana Bang!! Awas bangg !!pohoonn..!!Aww!!! Waduh ??!!!”
Santi menutup kedua matanya saat mendengar suara keras bergedebukan, dengan terburu Santi melayang menghampiri Arjunanya yang kini tergeletak. Ia panik menepuk-nepuk pipi Trimin , Santi berusaha menyadarkan Trimin Smith yang sempat berciuman dengan sebuah pohon besar, bibir tebal Trimin keriting kaya supermie. Santi tertawa ngakak dan membantu sang kekasih untuk berdiri.
“Ha ha ha ha ha, duh bibir Abang makin seksi deh ha ha ha ha..”
“Yeee, kebangetan !! sakit nihh..!!malah diketawain, hadooww..!!”
“Abisnya abang sih, masa larinya kaya bebek, mulut duluan yang maju, mana nafsu amat ciumannya sama pohon ampe jontor , ha ha ha ha ha ha”
Santi tertawa lepas terpingkal-pingkal. Trimin Smith makin manyun, satu kecup mesra Santi menghilangkan kemasaman dari wajahnya. Dengan bersemangat Trimin Smith mencari-cari jalan menuju ke tujuan. Akhirnya dari kejauhan ia melihat kerlip cahaya lampu, dengan bersemangat ia menggandeng Santi menuju ke sebuah rumah kayu. Baru saja Trimin hendak menyapa.
“MASUKK…!!”
“Hahh ??lah koq dah tau ??errr, permisiiiiii, puntennnnn…, spadaaaaaaa…“
Dengan sopan Trimin smith mendorong pintu rumah, sambil mengirimkan salam persahabatan dan senyum dari bibirnya yang dower, sekali lagi Trimin mengangguk saat seorang bapak tua tersenyum ramah. Untuk sesaat pak tua memperhatikan Santi, kemudian mempersilahkan dua sejoli berlainan alam itu untuk masuk dan ikut duduk bersila di hadapannya yang juga sedang duduk bersila.
“begini pakkk….”
Trimin berusaha untuk mulai menjelaskan duduk permasalahannya.
“hhhhhhhh…., tampaknya gadis di sisimu bukanlah manusia..”
“ooo, itu sih saya sudah tahu pak, terimakasih atas petunjuk bapak sebenarnyaaa..saya…”
“Tampaknya kalian dua sudah melakukan sesuatu yang melanggar aturan langit dan bumi.., sadarlah nak, tidak sepantasnya hal seperti itu terjadi.., ”
“yeeee,koq tahu!!, bapak pernah ngintip saya “begituan” sama Santi ya…”
“abanggg…!!!”
Kontan saja wajah Santi merona, Trimin meringis saat Santi menyikut pinggangnya, sedangkan pak Tua hanya tertawa keras.
“baiklah , saya bersedia membantu kalian “
“Hahhh…!! aduh, bapakkkk, terimakasih, btw dari mana bapak tahu kami membutuhkan pertolongan?? pokoknya two thumb up deh buat bapak, Luv U Pak tua..!!”
“kau jujur sekali anak muda, dan sifatmu polos, aku suka itu..!! ha ha ha” Pak Tua tertawa senang.
“nah siapa namamu gadis muda ?? “
“Saya Santi pak…”
“dan kau pemuda gagah…”
“Saya Trimin Pak, salam kenalllll,”
“nah Santi peganglah tangan kiriku, dan kau Anak muda, apakah kau ingin mengetahui apa yang pernah terjadi dengan kekasihmu ini?? tapi aku ingatkan sebelumnya, apa yang pernah terjadi terhadap Santi adalah masa lalu , dan kau tidak akan pernah dapat merubahnya…”
Trimin mengangguk lalu memegang tangan kanan Pak Tua dan tangannya yang satu lagi memegang tangan Santi, kemudian dengan spontan ia bertanya, terlihat kebingungan melintas di wajahnya yang jauh dari tampan.
“Anu pakk, ngapain kita saling berpegangan tangan begini, kaya mau pacaran aja…, huhhhh ?? !!“
Pak Tua tidak menjawab, bibirnya berkomat kamit, sukma ketiga orang itu seakan terbang tinggi keatas langit kemudian melewati lorong-lorong waktu dan kejadian, menembus kabut misteri yang tebal. Samar-samar Trimin melihat terangnya cahaya, silau sekali..!! Trimin memejamkan mata saat ia membuka mata, kini hanya pak tualah yang bergandengan tangan dengannya.
“Dimana ini pak tua??”
“kita berada di masa dimana Santi pernah hidup…”
“ehh, entu dia, SANTIIIIII…..!!!SANTIII Oiiiiii…!!”
“Dia tidak dapat mendengarmu anak muda…”
Trimin mendadak lesu, bagaimana tidak, Santi tersenyum manis kepada seorang pemuda tampan, keren, gagah, kemudian ia berlari kecil dan memeluk pemuda ganteng itu,”ih leo nakal” keduanya bercanda tawa dengan mesra, seorang laki-laki dan wanita paruh baya memanggil-manggil Santi dan melambaikan tangannya. Santi berteriak keras kegirangan menghampiri
“maa, pahh,kapan kalian pulang? koq gak ngabarin sihh, aku udah kangen banget tau he he he” ia memeluk ibundanya , tiba-tiba ada angin kencang, waktu dan kejadian melaju kencang membawa pak Tua dan Trimin .
Di malam hari, seorang pria mencegat sebuah mobil, posisi orang itu memunggungi Trimin dan Pak Tua hingga mereka kesulitan mengenali siapa orang itu. Wait, sepertinya orang didalam mobil itu adalah orang tua Santi, empat buah mobil mencegat dari depan, kiri, kanan dan belakang. Beberapa orang berwajah sangar memecahkan kaca jendela dan menarik paksa kedua orang tua Santi keluar, dengan kejamnya pra lelaki berwajah sangar menyiksa dan kemudian menghabisi nyawa mereka. Pak tua dan Trimin kembali dibawa melangkah oleh sang waktu berjalan kedepan, suasana pun berganti. Seorang gadis cantik sedang menelepon seseorang dan membuat janji untuk bertemu di suatu tempat, tidak berapa lama Santi keluar dari rumah dan pergi ke sebuah villa yang mewah ia bertemu dengan seorang laki-laki seusia alm ayahnya. Mereka berdua berbicara dengan serius.
“Om, Santi tahu siapa yang sudah membunuh orang tua Santi, tolong Santi om? bantu Santi untuk membalaskan dendam papa dan mama”
“hah ?? masa ?? apa benar kamu sudah tahu siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan kedua orang tuamu, ini tidak dapat dibiarkan, apakah kamu mempunyai bukti-bukti yang kuat…”
“Ada omm, Santi sudah menitipkannya kepada leo…”
“sudah dititipkan semuanya ?? “
“sudah om, sudah semuanya…”
“lalu siapa orang itu ??”
“Orang itu, Om Dimas…., dia ingin menguasai kekayaan orang tua Santi..!!”
Pada saat yang bersamaan pintu ruangan itu terbuka, Santi pucat pasi saat om Dimas melongok dari pintu yang terbuka. Ia mencoba untuk bersikap senormal mungkin, kemudian berbisik pelan.
“sssttt…, ati-ati om, itu om Dimas datang…”
“tenang, ada om disini, kamu ngak usah khawatir”
Om dimas tertawa kemudian berjabat tangan dengan Om Tony.
“oh, Santi rupanya, apa kabar sayangg..”
“baik om..”
Santi menjawab singkat, ingin rasanya ia menampar wajah mesum om Dimas yang sesekali melirik ke arah dadanya. Om Dimas bangkit dan duduk di sebelah Santi, dengan kurang ajar ia menaruh telapak tangannya dilutut Santi dan Om Dimas mengelus bahu gadis cantik itu.
“jangan kurang ajar Omm…!!”
“galak amat..!! kalau kamu nurut , om janji tidak akan menyakiti kamu”
“menyakiti ?? cuihh,maksudnya seperti apa yang telah om perbuat terhadap papa dan mama ??bajingan Plakkkkkk…”
Santi tidak dapat membendung kemarahannya saat tangan om Dimas mengelus pahanya, telapak tangannya menampar wajah Om Dimas. Santi berseru kaget saat om Tony ikut menyerbu.
“Auhh, Apa-apaan ini, Ommm..!!awww”
Di suatu kesempatan Santi berhasil meloloskan diri, Om Dimas dan Om Tony mengejar gadis itu. Seseorang muncul didepan pintu, Santi berteriak meminta tolong kepada orang itu, oh kekasihnya..!!, cintanya pasti datang untuk menyelamatkan dirinya…!! LEO..!!
“Leooo, Toloooonggggg… Aduhhhhh, Leooo ??”
Ohhh..!! Apa yang terjadi ?? !! Orang yang dicintainya malah mendorong tubuhnya ke belakang hingga tertangkap oleh Om Dimas dan Om Tony, gairahsex.com tidak ada lagi senyum di wajah Leo, tidak ada lagi senyum hangatnya..!! hanya seringai licik yang membuat Santi ketakutan dan bimbang, apakah benar orang yang berdiri di hadapannya ini adalah Leo sang kekasih ??
“Hai Leoo, bagaimana ?? “
“ini Omm, semuanya disini..”
“Leoo, apa – apaan ini ??, mengapa ?? kamu ??Ohh Tidak, Leoooooooo, TOLOOOOONGGGG…!!LEOO TOLOONGG AKUUUU…, LEOOOO TOLOOONGGG…!!!” Santi berteriak-teriak memanggil nama sang kekasih
Om Dimas memanggul tubuhnya yang meronta-ronta. Tangan Santi berusaha menggapai memohon pertolongan, ia masih sempat melihat Om Tony memberikan sebuah koper hitam besar dan ia berjabat tangan dengan Leo, Santi menjerit keras memanggil-manggil nama kekasihnya, gadis itu semakin ketakutan saat Om Tony ikut bergabung. Sebuah pesta liar akan segera berlangsung.
“Anjing , Oiii, lu berdua, lepasin Santiii, Pakk, Ayo Pak kita tolongin..!!”
“Kita tidak dapat merubah masa lalu nak, semuanya telah terjadi..”
“Nggak peduliiii!! Lepasin Saya Pak Tua, Lepasinn, SANTIII…, BAJINGAN LU BERDUA, KALAU BERANI LAWAN GUA NIHHH…!!LAWAN GUA KEPARATTT…!! JANGANNNN…..SAKITI DIAAA!!”
Trimin Smith berontak berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pak Tua, namun bagaimanapun kuatnya ia mengerahkan kemampuan, pegangannya tidak dapat terlepas. Trimin dapat melihat dengan sejelas-jelasnya saat kedua lelaki separuh baya itu menyakiti Santi, menembus setiap lubang di tubuh moleknya dengan batang-batang penis mereka. Trimin menjerit, mencaci, memaki hingga tubuhnya yang kurus berkeringat. Seluruh tenaganya terkuras untuk melepaskan diri dari genggaman pak Tua. Akhirnya kekejaman itupun berakhir, tubuh Santi terkulai tanpa daya, selemas tubuh Trimin bersimpuh dengan pergelangan tangan yang terangkat ke atas, dipegang kuat oleh Pak Tua. Om Dimas dan Om Tony bangkit dan tersenyum puas, om Dimas membuka jendela ia berteriak keras memanggil-manggil dari balik jendela.
“WHUAAAWW..!! Apa-apaan ini, ANJING LU PADA, BANGSATT..!! BANGSATTTTTT……!!!, LEPASKAN DIAA, LEPASKANNNN…, ANJINGGGGG..!! BEDEBAH KALIANNN, MAKLUKK DURJANA, KEPARATTTTT..!!!” Trimin berteriak-teriak keras saat wajah-wajah sangar bermunculan dan berebut naik ke atas ranjang
Tubuh Santi yang lemas menjadi “mainan” yang mengasikkan bagi orang-orang itu. Trimin berontak dan menangis, ia menutup matanya rapat-rapat, tidak sanggup lagi menyaksikan tubuh Santi yang terguncang hebat. Trimin menangis meraung – raung. Kabut tebal menggulung, membawa mereka ke masa sekarang. Santi tertunduk menatap lantai, Trimin menangis dengan hati pedih, pak Tua hanya menghela nafas panjang, ada air mata yang terselip di sudut matanya yang sudah keriput.
“HU HU HU HU, keparattt..!!, bajingan…mereka semua!!”
Trimin memeluk Santi, bibir tebalnya tak pernah berhenti mencaci dan memaki, sebuah tabir misteri membuatnya tersadar. Betapa mengerikannya kejadian yang pernah dialami oleh Santi.
“malang benar nasibmu nak, sekarang kalian berdua beristirahat, besok malam bapak akan mulai membantu kalian berdua..”
Malam itu Trimin Smith memeluk tubuh Santi erat-erat, bukan karena nafsu, hanya cinta dan perasaan ingin melindungi gadis itu sajalah yang ada dihatinya. Malam berganti siang dan kemudian sang waktu berlari menghampiri tengah malam, jam 12 malam teng. Trimin , Santi dan Pak Tua berdiri di bawah kerlip-kerlip bintang. Pak tua mengeluarkan sebuah batu bertuah dan menjelaskan proses ritual kepada Trimin .
“aha ha ha ha, itu mah gampang atuh pak tua, tinggal jalan lurus dan basahi batu ini dengan air dari telaga itu, kecill, sini batunya…” Trimin ngakak terbahak.
“Jangan takabur anak muda, ada rintangan di setiap langkah kakimu, setiap langkah akan semakin berat, bahkan nyawa dapat menjadi taruhannya, ”
Trimin mengangguk, Santi menatap Trimin dengan khawatir.
“Jangan takut, saya pasti bisa…!!”
Trimin bersiap dan mulai mengambil langkah, satu langkah, dua langkah, tidak ada yang terjadi. Pada langkah yang ke empat, tiba-tiba ia merasakan sakit luar biasa, ia menekuk wajahnya ke bawah. Aduh oww, akhh, Trimin melangkah dan terus melangkah di atas duri tajam, pada langkah ke lima, ada sesuatu yang terbang, berambut panjang dan berwajah mengerikan. Trimin terus maju dan maju, pada langkah keenam puluhan makhluk seram menghalangi jalannya, dan ia terus berjalan dengan hati miris, entah berapa rintangan dan cobaan yang dihadapinya dan kini langkah terakhir. Sesosok makhluk tinggi besar bercula muncul dari telaga, bau busuk membuat Trimin terbatuk-batuk, Huekk… Uhukkk Huekk, uhuoookkk… .
“Permisi, uhukk, minta dikit airnya yakk…”
“boleh, tapi berikan dulu batang penismu ..!!”
“hahh ?? “
Trimin menimbang-nimbang sesaat, penis ?? waduh !!!
“baiklah, Ambil..!!”
Trimin memajukan selangkangannya dan CRASS., ia melolong kesakitan, Santi berteriak ngeri saat tangan makhluk besar itu membetot sesuatu di selangkangan Trimin . Tubuh kurusnya roboh seketika, ia merayap dengan sengsara sambil berusaha menggapaikan tangannya untuk menciduk air telaga, dan akhirnya ia berhasil membasuhkannya pada batu bertuah. Sebuah sinar yang keluar dari batu bertuah menyilaukan mata si dower dan ia pun jatuh pingsan. Semuanya terasa gelap, selanjutnya….., sayup-sayup Trimin mendengar suara Santi, perlahan ia membuka matanya.
“banggg.. bang Trimin , sadar bangg, sadar….”
“Euhh, heuuhhhh.., haduhhh, abis dah si otong.., ehhh !!”
Trimin meraba benda di selangkangannya, loh koqq masih ada ??, bukannya tadi udah lepas sampe ke biji-bijinya ?? antara percaya dan tidak Trimin mengintip ke balik sarung. Ia menoleh ke arah Santi yang tertawa kecil kemudian menoleh ke arah pak Tua yang segera menjelaskan. Trimin mengangguk –angguk mendengarkan penjelasan dari pak Tua, bahkan menurut pak tua, sebenarnya dahulu Santi sudah berhasil membalaskan dendamnya kepada Leo, Om Dimas, dan para lelaki berwajah sangar, namun ia gagal saat hendak membalas dendam kepada om Tony karena Om Tony meminta bantuan dari orang pintar yang akhirnya membuat Santi menjadi lupa akan jati dirinya. Dari orang pintar itu pulalah Om Tony memiliki sebuah cincin yang melindunginya dari aksi balas dendam Santi.
“Ngehe he he he, ternyata yang tadi itu cuma khayalan doang ya pak ??”
“Bukan khayalan nak, semua yang kau alami adalah yang sesungguhnya, namun batu bertuah sudah merubah kenyataan apa yang terjadi pada dirimu sebagai khayalan semata, kalau kau tidak sempat membasuh batu bertuah itu dengan air telaga sebelum jatuh pingsan maka semuanya akan menjadi kenyataan seutuhnya.”
“Jadi , kalau begitu, titit saya juga bisa ilang beneran ??”
Trimin mendelik kemudian kembali jatuh pingsan saat pak tua mengangguk.
“Yah, Abang, pingsan lagi deh.@_@..!!!”
Santi menggaruk-garuk kepala dan mengeluh, pak Tua tertawa lepas. Akhirnya ketiga hari kemudian setelah Trimin pulih, gairahsex.com mereka berdua memohon diri pada pak tua. Pak tua meremas batu bertuah hingga hancur seperti pasir halus dan meniupkannya ke tubuh Santi. Sebelum mereka berlalu pak Tua mengingatkan agar Santi berhati-hati terhadap keampuhan cincin di tangan Om Tony, kalau bisa Pak Tua menganjurkan untuk merampas cincin itu.
*************************
Di kantor persatpaman,
Trimin menghadap atasannya dikantor.
“saya siap kembali bertugas pak..!!”
“bagus..!! bagusss.!! Nahh gitu.., harus semangat..!!”
Trimin menoleh ke kiri dan kanan, ia memakai baju tebal untuk menutupi tubuhnya yang langsing sehingga kelihatan agak gemuk, juga sebuah topeng untuk menutupi wajahnya, hanya matanya sajalah yang kelihatan. Kemudian saat keadaan aman ia memanjat dan melompati pagar, bibirnya meruncing saat sebuah pintu yang terkunci menghalangi jalannya. Santi tersenyum dan mengibaskan telapak tangannya ke arah pintu dan pintu itu pun terbuka. Trimin masuk dan menutup pintu dengan perlahan. Ia mendengar suara di dalam sebuah kamar, dengan sekali tendang Trimin mendobrak masuk, BRAKKKK….!!
“awwwwww….!!”
“Wahhh ?? !! alamakkk…!!”
Mata Trimin melotot, Novia yang baru mandi hanya berbalutkan selembar handuk, kini handuk itu terlepas jatuh ke atas lantai saat Novia melihat sosok lain yang melayang di atas belakang Trimin . Begitu mengerikan!! Si jelita mengeluh pelan kemudian tubuhnya terkulai lemas, pingsan dengan posisi kedua kaki sedikit mengangkang.
“Wowwww !!! “
Kontan Trimin berseru keras, ia menatap tak berkedip
“Aduhh..!! “
Ia baru tersadar saat sebuah cubitan mampir di pinggangnya.
“ngeliatin apa sih bang ??”
“Ehh, enggakk, enggakk…liat apa apa koq “
Santi mencibir ke arah Trimin kemudian jari telunjuknya menunjuk ke atas ranjang. Tubuh Novia melayang dan jatuh perlahan di atas sebuah ranjang empuk, Santi menarik tangan Trimin yang sedang terpesona.
“sepertinya, eumm, kamar itu bukan kamar Om Tony, tapi ayo kita periksa lagi kamar yang tadi, mungkin ada petunjuknya…”
“nihhh petunjuknya..!!”
Santi menempelkan tinjunya di depan muka Trimin .
“he he he, cemburu ya..”
“Siapa yang cemburu ..!!”
Trimin buru-buru mengikuti Santi yang melayang.
“DUKK..!! Aduhhhh….T_T”
Saking konsentrasi, Trimin ikut menembus dinding, ia jatuh kebelakang dengan kepala benjut,
“ih Abang norak..!!masa mau ikut-ikutan nembus dinding..” Santi buru-buru membantu Trimin berdiri.
“Coba kalau abang kaya Santi, kan enak tuh bisa nembus nembus segala..”
“emang Bang Trimin pengen jadi seperti Santi..”
“Iya, Ehh enggak-enggak..!! Abang masih betah hidup say.!!”
Santi tersenyum, Trimin mengikuti Santi dan berhenti di sebuah kamar. Dengan hati-hati Trimin membuka kamar itu, seorang laki-laki tengah tidur pulas di atas sebuah ranjang. Dengan berjingjit jingjit Trimin mendekati laki-laki itu, tangannya melepaskan sebuah cincin berwarna merah delima yang tidak pernah lepas dari jari laki-laki itu. Om Tony terbangun.
“heii, siapa kamu, kemarikan cincin itu…”
“eitt, nggak kena… “
Trimin mundur ke belakang, menghindari Om Tony yang hendak mengejar, ekor mata Om Tony menangkap sosok lain, sosok yang membuat matanya mendelik , jantungnya berdetak cepat dan keras, ia gemetar menyebut sebuah nama.
“s-s-Santi..,S-Setannnn…!!Aaaaaa…!! Toloonggg…!!”
Om Tony berlari keluar kamar, Trimin mengejar dengan geram. Saat Trimin menerkam, om Tony berkelit. Si dower jatuh nyungsep menyusuri anak tangga, bibirnya mencium lantai, ia mengeluh saat om Tony menginjak bokongnya. Sebelum pingsan Trimin sempat melihat sosok Santi berkelebat mengejar Om Tony, terdengar suara jeritan dan kain yang disobek, bekas-bekas cakaran membuat lukisan berdarah di sekujur tubuh bandot tua itu. Aneh, walaupun Om Tony menjerit, tidak ada sedikitpun suaranya yang terdengar di telinga orang biasa, dinding kabut seakan menelan tubuh Om Tony dan membawanya ke suatu tempat. Om Tony mengucapkan jampi-jampi yang diajarkan, untuk sesaat tubuh Santi seperti limbung dibalut dan diserang sebuah kekuatan maha dahsyat namun perlahan butiran lembut batu bertuah bersinar melindungi tubuh Santi. Om Tony tergagap, ia mundur ketakutan sambil mengemis memohon ampunan.
“Ampuni Om Santi, Om Khilaf…., Amphunnnn…”
“hi hi hi hi hi hi, mau kemana ommmmmmm….??”
“Kasihani Novia S-Santi, jika om tidak ada di sisinya, siapa yang akan melindungi dia, Om mohonnnn ampuuuunnnnnn….”
“Ampun ?? hi hi hi hi, ampun kenapa ommm ??”
“Om memang bersalah, pada orang tuamu, juga kepadamu, tapi tolonggg, ampunilah nyawa om, Ampunnnnnn…, kasihani Novia , kasihanilah anak omm, yang sebatang kara kalau om tiada.., ampunnnnnn Santiii, AMPUUNNN..!!”
“Hi hi hi, hi hi hi hi hi hi hi, minta ampunlah di neraka, Bajingan.!!”
“ARRRRGG..ARRRRRRR>..!! AAAAAAGGGGHHHH…!!” Om Tony menjerit saat kawat berduri menggulung meliliti tubuhnya yang menggeliat-geliat menahan rasa sakit.
Terdengar suara lolongan Om Tony saat ujung kawat berduri itu menembus liang anus dan lubang kencingnya, entah bagaimana caranya ujung kawat berduri itu terus membelah mencari jalan memenuhi perutnya yang buncit, suara mengikik terdengar semakin keras mengiringi lolong dan erang kesakitan Om Tony yang semakin lemah.
****************************
Bagaimanakan Nasib Trimin Smith ??
“euh, mmmhh, haduhh…” Trimin mengedip-ngedipkan mata
Ia dibangunkan dengan cara yang paling enak, ada benda kenyal hangat yang mendesak-desak punggungnya, seseorang terus mendesah dan menolak, eh tunggu dulu, mendesah ?? menolak ?? tubuh Trimin terbalik dengan sendirinya, wajahnya berhadapan dengan wajah seorang gadis cantik, buah dada gadis itu menempel erat di dadanya yang berdetak kencang. OMG..!! Si jelita Novia menindih tubuh si dower..!!
“ihhh, aduh, nggak mau, ahh enggak.. ohh kenapa ini ??“
“ehh Non Novia ?? lagi ngapain ?? henthiikann aduhh enaknya, Non Novia lagi ngapain sih ??”
“nggak tahu bangg, tubuh dan tangan saya bergerak sendiri..”
“bergerak sendiri ?? ,ihh, jangan pegang-pegang atuh, saya malu..non Novia jangan lakukan itu, ahhhhhhhhh, wedewwwww…, wawwww”
Kepala Novia merosot ke bawah, kedua tangannya memegangi batang Trimin yang mengeras dan lidahnya menjilat-jilat buah zakarnya. Novia terus mendesah dan menolak, Trimin bertahan mati-matian agar batangnya tidak berdiri.
“adu-duh kenapa ini ihh, sllckckk, ckk ,ckk, jijikk ammmhh mmmhhhh…, nghaakkk mauu, emmmhhh mhhhhh.. ck ck ckk. Auhhh bauuuu.!!”
“nonn Novia aaaa, jangannnnnn, awww, yeahhh, busettt, enak amatttt”
Novia mengeluhkan bau aneh yang tercium pada batang di selangkangan Trimin . Sementara Trimin berseru keras keenakan ,tubuhnya kaku tidak dapat bergerak, berbeda dengan tubuh Novia yang bebas bergerak walaupun ia tidak menginginkannya. Novia menjerit kecil saat batang Trimin menegang dan mengetuk dahinya, batang yang panjang, besar berisi, kini tegak kokoh membuat Novia terpana. Tangannya bergerak mengusap-ngusap kepala penis Trimin , mulutnya naik ke atas kepala penis Trimin , mulutnya mengemut-ngemut loli besar di selangkangan laki-laki itu.
“E-ehh, Mm-mmmhh, Nyoott Nyoott Mmmmmm”
“Oawww, V-Novia a, aduhhh akkkhh,”
Trimin merem melek menikmati sepongan Novia , habis sudah batang Trimin dijilat dan diemut oleh Novia si jelita. Novia bertambah panik saat vaginanya naik dan mengelus-ngelus di sepanjang batang penis Trimin .Cerpen Sex
“toloooooongg..!! ihh geliiii, ngak mau,, ahh aduhhh”
“s-sudah Novia , abang mohon, jangan diperkosaaaaa, kasihanilah bang Trimin ini, ouh, Ohhh Yearrrhhh..!!”
“Novia juga nggak sudi memperkosa bang Trimin ..!!, tapi i-ini, ihh , Novia nggak bisa berhenti bang, aduhhhh, bagaimana ini ahhhh, ihhh geliii, nikmatnyaaa aww”
Vagina Novia yang becek menggesek-gesek batang penis Trimin , kemudian menggesek dan mendesak, perut, dada dan akhirnya naik ke atas wajah Trimin . Mata Trimin memelototi kemolekan wilayah si jelita yang terintim. Novia mendesak-desakkan vaginanya kewajah si dower yang menarik nafas dan mengendus dalam-dalam aroma vagina Novia .
“hauff, nyefffhh, ouhh, wanginyaa, ufffhhh…”
“bang jangan diendus-endus gitu, akhhh, Novia nggak mau bang, aduh bang Trimin ..!! jangan dilihat, jangann, ngak mauu, , V-Novia malu, ahh abanggg..”
“aduhhh, ini, itu, koq deket banget ya, mana wangi lagi merangsang, hmaafffhhhh…” bibir vagina Novia membekap mulut Trimin dan menawarkannya sejuta rasa yang pasti sulit untuk ditolak oleh laki-laki manapun. Dengan rakus Trimin mengunyah vagina si jelita yang memekik keenakan. Lelehan – lelehan peluh membuat gairah keduanya semakin meledak-ledak.
“e-eh, aduh banggg, gimana ini ??!! “
“Hahh ?? !! Waduhhh..!!”
Keduanya berseru terkejut, kini bibir vagina Novia berhadapan dengan batang besar Trimin , saling merangsek dan menyerang, tubuh Novia mengerjat saat kepala penis Trimin mulai menyusup memasuki liang sempitnya yang masih perawan.
“banggg, jangan dimasukin aduhh…”
“ngahahh, memeknya jangan dith-dituh-runin,..”
“BANG TRIMIN RR..!! Brrrttt. Brrr brrrttt,, bruesssshhh.. OWWW”
“Owww Yessshhh ahhhhhhh, Novia aaaa…, nikmattttttt, ahhhh”
Selangkangan Novia bergerak turun naik di atas selangkangan Trimin , bibir vaginanya terlipat keluar masuk saat batang besar Trimin membelah-belah vaginanya.
“uhhh, ampunn besar amattt!!, aduh ngiluu, aaa!! pelan-bangg , pelann”
“yang bergerak bukan bangg Trimin , engehh, Novia yang lagi ger-hak..”
Memang benar ucapan si dower, pinggul Novia bergerak lincah dan bergoyang, sementara Trimin menjadi korban keliaran Novia . Mata Trimin liar menatap buntalan susu Novia yang melompat turun naik dengan indah.
“nnnnhhh, ahhhh, enakkkk…crrrett cretttt..crrreett”
Trimin merasakan batang kemaluannya diremas-remas dengan kuat oleh liang sempit milik Novia . Vagina Novia terasa menghangat, cairan kenikmatan si jelita mengguyur batang penis si bibir tebal. Novia bertatapan dengan Trimin , tubuhnya yang mulus menggeliut indah, pinggulnya bergerak turun naik serasi dengan geliutan tubuhnya yang molek. Berkali-kali Novia mencapai puncak kenikmatan, batang besar Trimin smith pun semakin lancar keluar masuk menikmati belahan vaginanya.
“pofffhhh,,”
Keduanya mendesah panjang seperti mengalami kekecewaan yang dalam saat kemaluan keduanya dipisahkan. Novia merintih saat lubang duburnya ingin ikut bermain, ia memejamkan matanya rapat-rapat saat batang besar Trimin mendesak liang anusnya. Bibirnya yang mungil ternganga oleh rasa sakit.
“aduh bangg, aduhh, sakiii..ttt, sakit banggg…!!”
“Oahhhhh, adawwww,, ahhh, Novia aaaa…,boolnya enakkkhhhhh”
Novia sibuk menahan rasa sakit yang menggigit sedangkan Trimin sibuk menahan rasa nikmat yang tak tertahankan. Novia mengerang dan Trimin meringis, anus Novia melompat – lompat pada batang Trimin , keliaran dan kecantikan Novia membelengu tubuh pria kurus yang berada di bawahnya, sesekali vaginanya mengambil alih batang Trimin kemudian kembali digeser oleh permainan liang anusnya yang peret bukan main.
“crreettt… crettt. Ungghhhh.., Bang Trimin rrrr…”
“ohhh V-Novia aaa…,”
Menjelang subuh jam 3 subuh, barulah keduanya menjerit bersamaan. Tidak ada lagi gerak yang tersisa. Tubuh mulus Novia terlentang ditindih oleh tubuh Trimin , si dower, mencoba bergerak. Kedua tangannya memeluk tubuh Novia yang tersenyum puas dalam tidurnya, bed cover digerakkan oleh sesuatu yang tak terlihat meneduhi tubuh keduanya yang masih basah berkeringat.
“ahh, dimana ini ??waw, cegluk cegluk.., oh indahnya susu..”
teriknya sinar matahari pagi, menyadarkan Trimin , kuping hidungnya kembang kempis mengendus harumnya tubuh seorang wanita yang tidur terlentang di sampingnya. Aroma yang lembut nan menggairahkan, tangan Trimin mendaki puncak gunung putih di dada Novia kemudian mulai meremas-remas payudaranya. Lama kelamaan bukan hanya tangan Trimin yang yang naik, bibir tebalnya ikut naik dan mengenyot-ngenyot puncak buah ranum milik Novia . Kerakusan Trimin tentu saja mengganggu Novia yang sedang tidur, perlahan kedua mata Novia mengerjap-ngerjap, ia meringis terkejut merasakan rasa nikmat saat Trimin mengemut-ngemut payudaranya. Tangan kiri Novia memeluk leher si dower sementara tangan kanannya menekankan belakang kepala Trimin agar semakin terbenam pada belahan dadanya.
“bang Trimin rr.. ohhhh…”
Novia mengangkangkan kedua kakinya, memberi jalan untuk Trimin yang naik ke atas tubuhnya. Ia memekik kecil, Trimin begitu liar menggeluti payudaranya, mencumbui lehernya dan memangut-mangut bibirnya yang mungil, merah bak buah delima.cerita sex
“emmh emmhhh abangg, ahh, bang Trimin rr…”
“Novia aa, aduh wanginya…”
“JREBBB…!!”
“aduh bangg, pelan-pelannn…”
“eh iya, maaf abang terlalu nafsu, sakit ??”
“emmm, enak bang…”
“nahh gimana, kalau diginiin tambah enak ??”Cerpen Sex
Novia mengangguk dengan wajah merona, ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Si jelita tidak sanggup bertatapan mata dengan Trimin yang sedang memompakan batang penisnya dengan lembut, tubuhnya terdesak-desak di bawah tubuh Trimin . Gerakan pinggul Trimin semakin liar, Novia merintih dan merengek keras. Tubuh molek Novia melenting oleh rasa nikmat saat liang vaginanya berdenyutan. Berkali-kali Trimin menggempurnya hingga kelojotan, ia menunggingkan tubuh Novia , dengan satu sodokan ia melesakkan batang penisnya membelah liang vagina Novia .
“PLOKK PLOKK PLOKK..”
Semakin keras suara itu terdengar, semakin keras pula tubuh Novia tersungkur ke depan. Dengan gagah Trimin menungangi Novia dari belakang, ia berkuda di atas kemolekan dan kemulusan tubuh Novia yang berpeluh, sama seperti dirinya yang berkeringat. Jerit dan rintihan Novia memenuhi ruangan kamar yang mewah, boneka berbagai ukuran ikut menonton panasnya pergumulan dua anak manusia yang tengah asik mereguk kenikmatan, dan tampak dengan sangat jelas sekali si jelita kewalahan digempur oleh sodokan-sodokan batang Trimin , berbagai macam gayapun dipraktekkan olehnya.cerita dewasa
“emmhh, aduh bangg aduhhh, nikmatnyaaaa. Ahhhhh”
Mendengar suara desahan Novia , Trimin semakin garang memacu batang penisnya. Posisi Novia tidur menyamping dengan kaki kiri ditopang oleh tangan Trimin , penis besar Trimin menggarap liang senggama Novia yang babak belur dipompa oleh batang besar itu. Novia menjerit kecil menahan nikmatnya surga dunia, cairan vaginanya kembali meledak dengan nikmat namun Trimin belum puas, diganjalnya bokong Novia dengan sebuah guling kemudian mulut Trimin mendekati belahan vagina Novia , dikecupinya vagina si jelita yang merintih. Bibir tebal Trimin menyumbat bibir vagina Novia dan mengenyot cairan klimaksnya hingga kering.cerita mesum
“Srrrupphhh Slllrrruuuphhhhh”
Trimin membuka belahan bibir vagina Novia , lidahnya menyeruak masuk menggelitiki kelentit Novia yang menonjol dan menggaruki daging yang bergerinjul – gerinjul di dalam vagina itu. Novia membuka kedua kakinya melebar menikmati aksi bibir Trimin yang mengecup dan jilatan lidahnya yang menggaruk – garuk mengantarkan kenikmatan.cerita bokep
Tubuh Novia menggelepar, si dower semakin aktif menjilat dan mengenyot lelehan-lelehan lendir kewanitaan Novia yang membanjir hingga akhirnya Novia merintih saat mengalami sensasi nikmat puncak klimaks.cerita ngentot
“Crrrrutttt.. cruttttt….ahhhhhhhh.”
“Slllrrrpp sllllrrrrruuphhhh.. nyem sssllllkkk ck ck slrrrupphhhh”
“Jrebbb Jrebbb.. Jrebbbb…, bleesshh JREBBB…!!”
Trimin mengangkangkan kaki Novia ke atas hingga mirip huruf depan yang membentuk nama si jelita. Dengan bernafsu Trimin kembali menjebloskan batang besarnya mengaduk-ngaduk celah vagina Novia , desah dan rintihan tertahan si jelita mewarnai sodokan – sodokan liar Trimin . Batang besar di selangkangan Trimin yang terayun membawa Novia berkali-kali ke puncak orgasme hingga akhirnya mereka mengeluh bersamaan. Keduanya saling berpelukan erat, Trimin menusukkan batangnya kuat kuat. Novia menyambut dengan mengangkat vaginanya ke atas, tangan Trimin membelit tubuh Novia yang berpeluh.cerita seks
“Pefffh clepphh clepphh pefffhhh Slepphhhh”
“unnnnhhhh crrutt crutttt.. crutttt…”
“Ooo-HOKK. Novia aaa, Crrotttt crotttttttt….”
Novia melotot hampir tak percaya, dua menit yang lalu batang Trimin menciut di dalam vaginanya. Kini sesuatu berkedutan, membengkak dan memanjang di dalam sana. Novia mengeluh merasakan liang sempitnya kembali penuh disesaki batang penis Trimin . Berkali-kali tubuhnya melenting keenakan saat vaginanya disodok-sodok oleh Trimin yang tersenyum saat Novia nyengir menahan rasa nikmat.kisah sex
“Ohhh, Bang Trimin rr, kuat amat sichh.., ennhhh ahhh”
“Pofffhhh…”
“Ahhh….”
Gadis jelita itu mendesah kecewa saat Trimin menarik batangnya. Matanya menatap tajam pada batang Trimin yang mengangkangi wajahnya. Dengan malu malu, Novia melumat ujung penis Trimin yang berlendir, kekecewaan Novia terobati saat ia mengulum permen stick yang panjang dan besar di selangkangan Trimin .kisah seks
“wahhh,!! Diam diam Novia ternyata pinter nyepong..!! he he he” Trimin memuji hisapan mulut Novia
Tubuhnya bergidik menahan nikmatnya kuluman mulut si jelita yang sedang asik menyusu di batang miliknya. Nafsu birahi Trimin meledak dahsyat saat menengok ke bawah, seorang gadis berwajah jelita berusaha menelan batang penisnya. Trimin turut membantu dengan menekankan batangnya ke bawah hingga menembus kerongkongan si jelita. Trimin buru-buru menarik batangnya saat melihat Novia mengernyit karena kesulitan bernafas. Novia tertunduk malu saat Trimin menariknya berdiri di sisi ranjang, mata Trimin merayapi kemolekan tubuh Novia yang tampak indah dihiasi peluhnya yang membanjir. Nafas Novia tersendat saat Trimin mencubit putting susunya yang mengeras akibat terangsang. Trimin tersenyum dikulum melihat Novia yang resah dan salah tingkah, wajah Novia merona merah saat Trimin berjongkok di hadapan vaginanya, tangan Novia menutupi keindahan vaginanya.
“jangan diliatin bang, saya malu…”
“loh koq malu, kita kan sudah begituan, masa masih malu sih,”
Trimin menarik pergelangan tangan Novia agar dapat menikmati pemandangan terindah di selangkangan si gadis. Mata Trimin melotot menatap bibir vagina Novia yang memar kemerahan, cairan vagina melelehi paha mulusnya bagian dalam. Dengan sukarela Trimin membersihkan cairan lengket yang meleleh itu kemudian mengambil posisi di belakang tubuh Novia dan mendesakkan gadis itu ke lemari kemudian menyelipkan batangnya di antara buah pantat Novia , ujung penis Trimin menekan kerutan anus Novia .
“Pelanhh, plannnn Bangggg, nnnnhhh…, aduh-adu-duh-duh , AWWW…!!”
Trimin menembakkan batangnya mengait kerutan anus Novia , tangannya menahan pinggul Novia yang turun kemudian ia menekankan batangnya pada kerutan otot anus Novia . Pinggul Trimin berkutat kuat berusaha mengamblaskan batang miliknya sedalam mungkin ke dalam liang sempit itu. Perlahan seiring terbenamnya batang besar itu, selangkangan Trimin mendesak buah pantat Novia yang bulat empuk.
“Pelan banggg, pelannnhhh, ennnnnhhh…”
Sambil menusuki liang anus Novia , kedua tangan Trimin menyangga bagian bawah buntalan payudara si jelita. Dengan lembut Trimin meremas-remas susu Novia , pinggang Novia melenting lenting ke belakang saat anusnya dirojok-rojok oleh Trimin .
“Oh Novia aa, enak bangethh…”
“A-aaaAbanggg, Ohh Abanggg.. Akhhh Bang Trimin rr”
Tangan kiri Trimin merayap ke bawah mencari secuil daging mungil yang terselip di antara belahan bibir vagina Novia . Tangan kanannya meremas dan memilin pentil susu Novia yang runcing mengeras, bibir tebalnya mengecupi leher gadis itu sementara batangnya bergerak semakin liar merojok-rojok anus Novia . Suara rintihan sijelita semakin sering terdengar, Trimin begitu lihai menggelandangnya menuju gawang kenikmatan hingga suatu saat seiring dengan lesatan batang penis Trimin yang menusuk kuat liang anusnya.
“awwwww..!! crru crrrtt crrutttt…” Novia memekik kecil, sekujur tubuhnya seakan dialiri oleh sengatan-sengatan arus listrik yang terasa nikmat, butiran peluh yang mengucur terasa menggelitik pun turut menambah rasa nikmat yang dirasakan oleh Novia . Ujung kaki Novia terjingjit-jingjit saat berkali-kali liang anusnya terangkat ke atas ditusuk oleh batang Trimin . Si jelita pasrah seutuhnya menikmati sodokan-sodokan maut Trimin , payudaranya semakin membuntal indah pertanda pemiliknya tengah terangsang hebat.
“sudah banggg, Novia capek, uhhhh, duh bang Trimin , nggak ada puasnya..”
“abis Novia cantik sich, bikin titit Bang Trimin berdiri terus he he..”
Novia mengeluh saat Trimin mendudukkannya di atas lemari buffet yang tingginya sejajar dengan pinggangnya. Novia membusungkan payudaranya saat mulut Trimin mengejar buah ranum itu.
“ouhh, sedot banggg, sedottthh, ahh enakkkk…”
Tangan Novia membelai –belai belakang kepala Trimin yang tengah asik menyusu di dadanya. Sesekali Novia dan Trimin menahan nafas saat mendengar suara langkah – langkah kaki yang mendekat kemudian menjauh. Nafsu Trimin dan Novia menggelegak di tengah rasa cemas kalau-kalau perbuatan terlarang itu sampai ketahuan. Suasana yang kembali hening seolah menjadi lampu hijau bagi Trimin untuk kembali mencumbui buntalan payudara Novia . Mulutnya melumat dan mengecupi buntalan payudara Novia bagian kanan tanpa ada satu incipun yang terlewati, susu Novia sebelah kanan basah oleh keringat bercampur liur Trimin . Setelah puas menggeluti payudara bagian kanan kini Trimin memindahkan serangannya mengemut-ngemut susu Novia bagian kiri. Novia hampir tidak sanggup menahan pekikannya saat lidah Trimin menggeliat liar menggelitiki putting susunya yang keras meruncing.
“ahhhh, hssssshhhh…” Novia mendesis sambil mengangkang lebar, wajahnya tampak renyah saat helm Trimin menggesek-gesek belahan vaginanya, mirip seperti sedang menggesek kartu kredit, Trimin menusuk sedikit kemudian mencabut kembali batangnya , Novia merengut.
“ihh Abang, jangan dimainin kaya gitu dong,”
“abis harus digimanain ?”
Novia terdiam dan tertunduk malu. Trimin smith mengecup bibir Novia yang merekah saat si jelita mengambil nafas, ditariknya lengan Novia berdiri di tengah ruangan. Kemudian Trimin mengambil posisi duduk di pinggiran ranjang sambil memangku Novia dan menempelkan kepala penisnya pada belahan vagina gadis itu, diamblaskannya sebatas leher penis.
“nahh, nyangkut deh he he he..”
“Masukin bang!”
“loh koq minta dimasukin sih, kan udah masuk”
“ehh, emmm, maksudh Novia aa, emmm, itu..”
“lebih dalem maksudnya ??”
Novia mengangguk dan Trimin tersenyum.
“tinggal diturunin aja memeknya, masukin sendiri, ayo..coba, Novia pasti bisa..”
Trimin mulai mengarahkan Novia agar belajar “bermain”, nafsu bercampur malu, seperti itulah perasaan yang dirasakan oleh Novia . Trimin terus membujuknya menawarkan secangkir cawan kenikmatan, beranikah Novia untuk mereguk secangkir cawan kenikmatan yang disodorkan oleh Trimin ? karena Novia tidak bergerak, Trimin memutuskan untuk mulai membantunya, tangan Trimin mencekal pinggang Novia kemudian menarik pinggang gadis itu ke bawah. Wajah jelita Novia terangkat ke atas saat bibir vaginanya turun menyusuri batang Trimin yang besar dan panjang.Cerpen Sex
“abanggg, aaaaaahhhh,a hhhhhh, nnnhh ahhhhhh”
Tangan Novia berpegangan pada pundak Trimin , dengan susah payah ia menyembunyikan batang besar itu di dalam kepitan liang vaginanya,
Dengan sabar Trimin membimbing Novia , ditopangnya pinggang dan pungung Novia yang melenting-lenting kebelakang saat gadis cantik itu belajar untuk menaik turunkan pinggulnya. Si jelita semakin berani mereguk secangkir cawan kenikmatan, pinggulnya bergerak dengan cepat naik turun kemudian bergoyang ke kiri ke kanan. Terkadang ia memadukan gerakannya dengan mengayak penis besar Trimin di dalam liang vaginanya. Tubuh Novia duduk melompat-lompat di pangkuan Trimin sementara batang lidahnya terjulur keluar menyambut lidah Trimin . Rasa nikmat semakin terasa saat dua batang lidah saling mengait dan bergelut, kecupan , hisapan dan kuluman turut meramaikan suasana erotis di dalam kamar Novia .
“Ceefffhhh,, plepppphh Pefffhhhh…”
Vagina Novia berdecak keras saat gadis itu menaik turunkan pinggulnya, Trimin merengkuh tubuh Novia saat si jelita seperti terperanjat disengat arus listrik kenikmatan. Nafas Novia terputus-putus dan tubuh moleknya terkulai lemas, Trimin membaringkan tubuh Novia di tengah ranjang. Si dower kembali menggeluti tubuh Novia yang berpeluh kali ini dengan sangat lembut seakan – akan ingin lebih menikmati kehangatan dan kemulusan tubuh molek Novia . Trimin dan Novia saling berpandangan, Trimin terpesona oleh kecantikan dan kejelitaan Novia , sedangkan Novia terhipnotis oleh keperkasaan dan stamina Trimin . Bibir Trimin mengecup lembut bibir Novia , begitu lembut dan lama hingga Novia sesak nafas apalagi saat Trimin memangut dan mengulum-ngulum bibir mungilnya, jantung Novia berdetak keras tak teratur saat batang lidah Trimin turut beraksi mengaduk-ngaduk di dalam mulutnya. Batang lidah Novia mengeliut menyambut batang lidah Trimin , saling kulum dan saling menghisap lidah menjadi keasikan tersendiri bagi keduanya. Liur yang belepotan di sekitar bibir dan dagu menjadi penambah daya rangsang bagi kedua insan yang sedang asik bercumbu.
“ihhh, Bang Trimin rr, ahhh…hhsssshhh sssshhhh”
Novia sengaja mengangkat wajahnya ke atas, dengan rela Novia memberikan ruang lebih di bagian leher agar mulut Trimin dapat mencumbu dan menghisapi batang lehernya. Polesan batang lidah Trimin membuat Novia sering mendesah dan merintih lirih, bekas-bekas cupangan semakin banyak menghiasi leher Novia yang berpeluh, kecupan kecupan lembut Trimin merambati leher, dagu dan rahang Novia .
“ck ck ck, empuknya..”
Mata Trimin menatap tajam sepasang payudara Novia bergerak indah seirama dengan nafas gadis itu. Puting meruncing berwarna merah muda menghiasi buah ranum milik Novia , lidah Trimin menggapai putting susu Novia , mengelus dan menggelitik hingga Novia mendesis – desis keenakan, tubuh Novia menggelepar menahan nikmat saat mulut Trimin mengemut lembut puncak payudaranya., nyottt..!! nyootttt..!! dan NYOOOTTT…!! NYOOTTT..!! porsi emutan mulut Trimin semakin kuat hingga tubuh Novia melenting-lenting, mulut Trimin bukan hanya menghisap puncaknya saja namun buntalan susu Novia juga tak luput dari keganasan mulutnya. Bekas-bekas hisapan kemerahan menjadi saksi betapa ganasnya Trimin menggeluti sepasang buah ranum milik Novia yang menggairahkan.
“Abangg, Novia capek nihh…nnnnhhh”
Trimin memposisikan Novia tidur menyamping, diangkatnya tungkai kaki Novia sebelah kanan hingga tergantung di udara setelah itu ia mengambil posisi merapat. Batang penisnya mengincar liang anus si jelita dan Jrebbb. Novia tersentak, tubuhnya terguncang hebat, bibirnya yang mungil berkali-kali menyengir menahan nikmatnya disodomi oleh Trimin . Punggung Trimin tertekuk mirip seekor udang, sambil mengenyoti susu kanan Novia , Trimin memacu batangnya dengan cepat dan kuat, rengekan rengekan Novia membuat Trimin semakin cepat menggempur liang anus si jelita.
“Unhh unhhh, nnngeehhh.., aw,aww awwww, “
“Novia aa arrrhhh Novia aaa, ouggghh enaknya memekkk, .”
“Banggg, aduh banggggg. – ABANGgghh Crrruttttt…..”
Kain seprei yang menjadi alas pun basah menampung keringat dari dua anak manusia yang tengah dilanda nafsu liar. Keluhan – keluhan Novia dibarengi geraman gemas Trimin yang asik menembakkan batangnya menyodomi anus gadis cantik itu. Novia merintih keras saat Trimin mencabut penis dan menjejalkan batang besar itu pada belahan bibir vaginanya. Rasa nikmat mengiringi terkuaknya bibir vagina dan masuknya batang besar panjang yang menyumbat liang vaginanya sedalam mungkin. Tusukan tusukan gencar merobohkan Novia dalam waktu yang relatif singkat, berkali-kali liang vagina Novia mengempot menyedot batang penis Trimin saat gadis cantik itu meraih kenikmatan dan berkali-kali juga batang penis Trimin bertahan sambil terus bergerak merangsek dan menggali kenikmatan hingga melampaui batas daya tahan Novia yang semakin surut. Gerakan sodok dan merojok semakin kasar dan akhirnya Trimin menjejalkan batang penisnya dalam dalam hingga Novia melenguh keras. Posisi bercinta kini berganti, Trimin tidur terlentang sambil membantu vagina Novia untuk naik ke atas tanduk besar di selangkangannya.
“nnnhh. Nnnhhhh. Ahhhhhhhhhhhhh….” suara desahan panjang menghiasi tenggelamnya batang penis Trimin ke dalam belahan vagina Novia . Dengan sekuat tenaga Novia mengerahkan seluruh kemampuannya, tubuhnya terasa letih namun rasa nikmat itu seolah memaksanya untuk terus bergerak, tubuh Novia terlompat-lompat saat liang vaginanya ditanduk oleh penis Trimin . Suara nafas si jelita terdengar memburu tak beraturan, dan akhirnya Novia mengeluh keras, ia membungkuk hingga wajahnya tenggelam di dada Trimin . Tubuh molek Novia mengejat kejang, batang Trimin semakin hebat mengoyak-ngoyak liang vaginanya yang peret, denyutan puncak klimaks kembali datang dalam waktu yang tidak begitu lama, lagi dan lagi, hingga Novia terlungkup lemas mengalami sensasi dahsyat multi orgasme, terdengar suara rintihan lirihnya saat mengalami kenikmatan yang berlebih.
“aduhhh baaaaaaaaaaaaaangggg.!! Crrut crutttt crrrrrr cretttt…”
“AUrrrrrrrhhh srrottttttt… croottt crotttttttt…KECROT..!OA-HHHH.!!”
Trimin menggeram keras saat spermanya muncrat mengisi liang vagina si jelita. Antara sadar dan tidak Trimin merasa seperti ada yang mengecup pipinya, sebuah suara merdu berbisik di telinganya
“selamat tinggal, kasih.., jaga Novia baik-baik ya, cuppp”,
Di antara rasa lelah Trimin membuka mata, ia masih sempat melihat sesosok bayangan menembus dinding kamar. Kekuatan batu bertuah melindungi bayangan Santi yang berkelebat di siang hari. Dengan mesra Trimin memeluk tubuh Novia , sebuah senyum kepuasan menghiasi wajah si jelita yang tertidur pulas kecapaian di dadanya. Si dower memejamkan mata sambil mengusapi punggung Novia yang masih basah berkeringat. Batang besarnya masih terselip di antara belahan vagina Novia yang mungil.
******************************
2 tahun kemudian…
Trimin berjalan santai di lokasi yang bagi sebagian orang terasa menyeramkan, namun tidak bagi dirinya. Sayup-sayup di antara hembusan angin malam telinganya seperti mendengar suara merdu seorang gadis yang berbisik mengucapkan sebuah kata “kasihku”. Trimin menengok ke arah suara itu, sebuah senyum getir melintas di wajahnya saat ekor matanya hanya menangkap kegelapan diiringi terpaan angin malam. Ia tahu tidak mungkin lagi untuk menjumpai Santi di tempat itu. Santi sudah beristirahat dengan tenang di alamnya.
From Trimin Smith to Santi :
You taught me so much right to the end
You showed me things I didn’t know about
Even when you abandoned me and left me
You seem to be still around meSarangi Sureul Kkareucheo / Love Taught Me To Drink lyrics on
You taught me love, made me understand happiness
You taught me about separation, made me understand tears
You made me understand things I didn’t know about
You were so full of affection right to the end
You left so much behind for me
You left me crying, with our memories
You left me in pain, with hurt
You left me with an illness of the heart that I can’t cure
I can feel myself ruining my body
I am loser
My face slowly gets clouded over
Tears well in my eyes again,
and the feeling is spreading though my whole body
The chill is creeping right into my I don’t know what to do now that you’ve disappeared so suddenly
I miss you more than anything else
There isn’t a day that I’m sober
I see your reflection in my glass, and my tears again, erase you away
Why did you leave without teaching me the way to forget.
Memang tidak dapat dipungkiri lagi kalau cinta itu telah meninggalkannya, namun cinta yang tidak terlupakan itu juga telah menganugrahkannya sebuah cinta yang lain. Tangan kanan Trimin menggandeng pinggang seorang gadis yang kini menjadi istrinya, ia menoleh ke arah gadis itu. Sebuah senyum mengembang menghiasi wajah seorang gadis berparas cantik jelita bernama Novia . Novia mengelus perutnya yang membuncit sementara Trimin mengecup lembut keningnya, keduanya saling menatap dengan mesra dibawah kerlipan bintang yang berkedip-kedip nakal.