Senin, 02 Mei 2016

Cinta Terlarang

Gairahsex.com adalah blog dewasa yang berrisi cerita sek,cerita dewasa,kisah sex dan sebagainyaKisah ini menurut pencerita dialami oleh rekan nya yang bekerja sebagai houseman atau gardener di sebuah keluarga kaya mantan pejabat di Republik ini. Biasalah namanya mantan pejabat pasti kaya! Tidak usah heran apalagi iri. Semua sudah punya rejeki sendiri-sendiri. Kalau orang-orang seperti kita ini
memang hanya ditakdirkan jadi “Balungan Kere”, jadi hidupnya selalu serba susah.., iya kan? Apalagi jaman
sekarang semua serba susah.

Mau cari kerja susah, soalnya lagi banyak PHK! Mau ternak unggas susah juga, soalnya lagi musim flu
burung. Mau piara burung walet juga susah, habis banyak sekali penjarahan. Mau piara ikan juga susah,
habis lagi banyak polusi kayak di Buyat Pante itu. Apalagi mau piara monyet, lebih susah lagi, soalnya
monyetnya pada suka baca cerita dewasa, Ha.. Ha.. Ha..! Monyetnya lebih suka yang porno-porno! Payah
kan??
cerita sex,cerita seks,cerita dewasa,cerita bokep,,cerita ngentot,cerita mesum,kisah sex,kisah seks,kisah dewasa,
agar tidak bertele-tele segera saja kumulai kisah ini.
Namaku Hasan. Usiaku saat ini 57 tahun, pekerjaanku adalah sebagai penjaga merangkap pembantu rumah tangga, pada sebuah keluarga mantan pejabat sebut saja namanya Pak Subroto . Aku adalah mantan tentara dengan pangkat rendahan. Aku ikut keluarga Pak Subroto  sudah 30 tahun. Saat itu Pak Subroto  masih menjadi
seorang pegawai rendah di sebuah instansi pemerintah. Namun karena kepandaiannya, karir Pak Subroto  terus
menanjak. Aku mengabdi pada keluarga ini telah cukup lama hingga keluarga ini berhasil menjadi keluarga
terpandang dan terhormat di masyarakat.

Pak Subroto  memiliki dua orang putri yang cantik dan masing-masing telah berkeluarga, namanya
Shifa  dan Shana . Di usianya yang telah pensiun ini, Pak Subroto  menikmati sisa usianya dengan melakukan
usaha perkebunan yang dimilikinya di sebuah daerah di Jawa Tengah. Pak Subroto  menghabiskan waktunya
dengan kegiatan bisnis perkebunan teh di daerah Tawangmangu di dekat Solo sana.

Dengan kegiatan barunya ini Pak Subroto  lebih banyak menghabiskan waktu bersama istri di perkebunan
miliknya. Mereka memiliki sebuah kebun Teh yang cukup luas di sana. Dan di perkebunan mereka itu juga
berdiri sebuah home stay yang cukup megah. Aku sering diajak beliau kesana dahulu saat beliau masih aktif di
pemerintahan.

Sejak Pak Subroto  pensiun, jarang sekali beliau tinggal di Jakarta. Beliau hanya sesekali datang ke
Jakarta ini untuk meninjau rumahnya yang aku jaga, juga melihat cucunya dari putri pertamanya Shana .
Shana  tinggal dengan suaminya di daerah Kemang, sedangkan putri keduanya, Shifa  menempati rumah yang
aku tinggali ini bersama suaminya, Andri. Shifa  belum memiliki anak, karena mereka menikah baru 6 bulan
yang lalu.

Neng Shifa  dan suaminya Andri sama-sama bekerja di perusahaan swasta yang berlainan.  Jadi,,, pasangan
suami istri ini selalu berangkat pagi dan pulang malam bersama sama, sehingga rumah megah yang
mereka tempati praktis dipercayakan padaku selama mereka bekerja di siang hari dan berada di bawah
pengawasanku selama malam hari. Tugasku selain membersihkan rumah adalah menjaga keamanan rumah beserta
isinya.

Aku telah dipercaya Pak Subroto  untuk menjaga rumahnya ini berikut kedua putri dan menantunya itu. Jadi
secara otomatis aku pun harus menjaga majikanku Shifa  yang memang menetap bersama denganku. Shifa  usianya
baru 23 tahun. Dahulu aku sempat melihat mereka berdua lahir, jadi kedua putri mereka sudah tidak asing
lagi bagiku, dan mereka pun berdua telah menganggap aku dan istriku sebagai bagian dari keluarga ini.

Dulu aku memang tinggal berdua dengan istriku di rumah ini. Namun sejak istriku ikut dengan anakku
satu-satunya yang menjadi polisi dan berdinas di daerah Riau praktis hanya aku yang ikut dengan Neng
Shifa . Anakku waktu sekolah dibantu oleh Pak Subroto , sehingga aku sangat berhutang budi pada beliau.
Anakku kebetulan telah menikah dan mendapat tugas di Riau. Aku memang sempat diajak ke Riau, namun karena aku
merasa berhutang budi dan diberi tanggung jawab dan telah diamanahi Pak Subroto , ajakan itu aku lewatkan
saja sebab sangat sulit mencari orang yang sebaik dan sebijaksana Pak Subroto . Selama itu pun aku tinggal
di rumah Pak Subroto  bersama Shifa  dan suaminya.

Semua pekerjaan rumah selalu aku selesaikan dengan baik dan lancar. Hampir semua waktuku aku habiskan
untuk merawat rumah dan mobil majikanku ini. Neng Shifa  pun sering memberiku uang lebih karena aku
memang nggak neko neko. Shifa  adalah potret wanita masa kini yang cantik serta memiliki kulit yang
putih bersih. Menurut pendapatku wajah Shifa  tidak beda jauh dari
artis-artis sinetron yang sering aku lihat di televisi.

Kalau tidak terlalu berlebihan, profil Neng Shifa  agak-agak mirip dengan artis yang sering muncul di TV
saat ramai-ramainya kampanye Pilpres kemarin yang mengiklankan mantan menteri yang desersi. Walaupun
iklan itu bagiku kayaknya cukup kampungan dan terkesan bodoh, namun aku tak peduli..
Bagiku yang penting artis itu sangat seksi. Persis sekali dengan Neng Shifa , gairahsex.com  apalagi kalau Neng Shifa
juga pakai kacamata hitam itu. Memang wajah Neng Shifa  sangat cantik dan penampilannya begitu oke! Aku
maklum saja, sebab bagi mereka yang memiliki uang lebih dan kehidupan yang mapan, untuk perawatan
kecantikan dan penampilan amat mudah. Beda jauh dari aku yang hanya cuma seorang pembantunya.

Sebagai pembantu merangkap penjaga rumah, setiap malam aku wajib memeriksa seluruh keadaan rumah! Aku
harus memastikan pintu dan jendela terkunci dengan aman dan kondisi keamanan rumah harus aman dan
terkendali. Soalnya jaman sekarang lagi banyak teroris. Salah-salah nanti rumah majikanku bisa dijadikan
sasaran pengeboman! Kan bisa gawat.. Bisa-bisa aku kehilangan pekerjaan! Saat memeriksa kondisi rumah
kadang-kadang aku melewati kamar Shifa  dan suaminya.

Sering aku mendengar dengus nafas dan rintihan kenikmatan yang keluar dari mulut pasangan suami istri
itu. Sebagai laki-laki aku tentu saja penasaran ingin mengintip dan mengetahui apa yang terjadi dengan
pasangan itu. Untuk itu aku berniat untuk membuat celah di antara lipatan horden yang menutupi jendela
kamar mereka yang sangat lebar seukuran 6 meter kali 4 meteran itu. Bagiku tidak terlalu sulit untuk
membuat celah di antara lipatan kain horden itu. Karena akulah yang selalu menutup horden itu sebelum
Neng Shifa  dan suaminya pulang.

Siang itu aku mengakali jendela kamar Neng Shifa  agar aku dapat melihat dan memperhatikan tingkah laku
kedua pasangan yang berlainan jenis itu saat mereka bersenggama. Aku sangat penasaran ingin melihat
mereka bercinta, karena suara yang terdengar dari luar kamar sangat menggairahkan bagi telinga tuaku.
Suara rintihan Neng Shifa  sangat keras terdengar seperti suara kucing betina yang sedang dientot
jantannya!

Malam itu seperti saat yang kuperkirakan mereka mulai melakukan aktivitas seksual, aku segera keluar
dari kamarku yang terletak di pojok belakang. Dengan langkah pelan kudekati kamar mereka dan mengambil
posisi dekat jendela dimana sengaja kubuat celah pada kain hordennya. Keadaan di luar kamar yang gelap
sangat membantuku dalam menuntaskan tugas pengintaianku. Kudekatkan wajahku ke kaca dan melihat ke dalam
kamar yang terang dari celah yang kubuat. Benar saja pemandangan yang kulihat sangat mendebarkan darah
tuaku. Sebagai pasangan muda tentu masa masa saat itu adalah masa yang penuh dengan madu kenikmatan
dunia.

Apa yang kulihat benar-benar membuat jantungku berdebar dan gairahku meningkat. Aku melihat kedua tubuh
telanjang anak majikanku dan menantunya sedang bergumul di atas kasur yang empuk. Tubuh putih mulus Neng
Shifa  saat itu sedang menggelepar-gelepar saat lidah suaminya, Andri menyusuri setiap jengkal kulitnya.
Sungguh pemandangan yang kontras! Seluruh tubuh Neng Shifa  yang putih mulus tanpa cacat sangat kontras
dengan warna hitam rambut yang memenuhi gundukan selangkangannya yang lebat! Ya.. Hanya daerah itulah
yang tampak hitam di tubuh Neng Shifa !

Aku sangat jelas dapat melihat betapa selangkangan Neng Shifa  sangat tembam dan munjung ke atas seperti
setangkup bakpao namun warnanya hitam karena ditumbuhi rambut kemaluan yang lebat! Itulah mungkin
bedanya dengan bakpao! Kalau bakpao warnanya putih.. Tapi selangkangan Neng Shifa  penuh ditutupi rambut
berwarna hitam! Namun keduanya sama-sama enak dinikmati! Yang satu bikin merem melek kekenyangan yang
satunya lagi bikin merem melek karena ketagihan!

Tak lama kemudian aku melihat kedua tubuh manusia yang telanjang itu saling berdempetan menyatu. Tubuh
putih mulus Neng Shifa  saat itu berada di bawah tubuh suaminya yang juga tampan itu. Suaminya saat itu
sedang melakukan gerakan maju mundur dan Neng Shifa  tampaknya dalam keadaan kepayahan menahan bobot
suaminya dan gairah nafsunya. gairahsex.com  Kedua kaki majikanku yang panjang dan putih itu berada di atas bahu
suaminya. Sedang tangan suaminya saat menggenjot tubuh Shifa  masih berada di dada putih itu dan
meremasnya dengan kasar. Kulihat pantat Neng Shifa  bergoyang dan berputar setiap kali pantat suaminya
menghunjam selangkangannya. Kedua tubuh telanjang itu saling berkutat satu sama lain.

Tiba-tiba posisi menjadi terbalik. Kini tubuh Neng Shifa  yang telanjang sudah berada di atas tubuh
suaminya. Ia bergerak liar seperti seorang joki wanita yang sedang memacu kuda! Kedua bukit payudara itu
berguncang-guncang seiring dengan gerakannya. Dengan kedua tangan bertumpu di atas dada suaminya, Neng
Shifa  menggerakkan pantatnya yang bulat dan mulus maju mundur. Rambutnya sudah acak-acakan karena
gerakannya yang liar. Lalu kulihat tubuh telanjang Neng Shifa  terhentak-hentak dan gerakannya semakin
liar dan beberapa saat kemudian tubuhnya ambruk di atas dada suaminya.

Rupanya suaminya belum orgasme! Hal ini kuketahui karena setelah menggulingkan tubuh telanjang Neng
Shifa , Mas Andri suaminya segera bangun dan menyeret tubuh telanjang istrinya hingga menungging di sisi
tempat tidurnya. Kedua kaki Neng Shifa  menjuntai ke lantai. Pantatnya yang indah semakin kelihatan
jelas dari tempatku mengintip, karena posisinya membelakangiku. Aku melihat betapa gundukan bukit
kemaluan Neng Shifa  begitu indah saat menungging dalam posisi itu! Mas Andri segera menempatkan diri di
belakang pantat Neng Shifa  dan kembali mengayunkan pantatnya maju-mundur. Pandanganku kini tertutup
tubuh Mas Andri.

Entah berapa lama aku tak tahu. Yang jelas saat itu kulihat Mas Andri semakin cepat mengayunkan
pantatnya menghunjamkan ke arah pantat Neng Shifa . Tubuh Mas Andri meliuk-liuk dan akhirnya ambruk dan
menindih tubuh Neng Shifa  dengan ketat. Baru kali ini aku memperhatikan kehalusan dan mulusnya tubuh
majikan putriku ini. Selama aku kerja pada orang tuanya aku tidak memperhatikan perkembangan tubuh
majikan putriku itu.

Aku sempat menahan nafas saat tubuh keduanya menyatu pada bagian bawahnya juga diikuti oleh bagian
atasnya. Sebagai laki-laki yang normal aku merasa terpancing birahiku saat itu. Namun apalah dayaku yang
hanya seorang pembantu di keluarga ini. Aku yang sudah sangat terangsang segera meremas batang
kemaluanku sendiri dan melakukan onani sambil mengintip. Setelah aku orgasme aku segera menuju kamarku
sendiri dan terus tidur.

Esok paginya saat aku bangun dan beres-beres aku melihat majikan putri keluar dari kamarnya dengan wajah
yang sedikit kusut dan tampak agak layu. Aku biarkan saja kejadian itu. Mungkin dia ada masalah dengan
suaminya atau apalah aku tak mau tanya pada nya. Seperti biasanyapun pagi itu aku menghidangkan makanan
kesukaan majikanku itu dimeja makan. Tidak lama kemudian mereka keluar kamar beiringan untuk sarapan
pagi sebelum berangkat ke kantor.

Tiba-tiba saat mereka sarapan itu aku dipanggil. Suaminya bilang padaku bahwa ia akan tugas keluar kota
mungkin selama 2 minggu karena ada masalah di kantornya. Suaminya titip padaku untuk menjaga rumah dan
istrinya padaku. Dengan patuh aku sanggupi permintaan suaminya itu. Dan sejak saat itu pun aku semakin
bertambah tugas dengan memastikan keadaan majikan putri itu.

Beberapa hari ini aku jadi kehilangan kesempatan untuk melihat aktifitas kamar majikan putri itu. Aku
jadi susah tidur, padahal aku setiap hari sebelumnya selalu melihat aktifitas di kamar itu dan sempat
bermasturbasi barulah aku tertidur. Memang aku akui di usiaku yang tidak muda lagi ini libidoku sering
timbul. Namun kepada siapa aku akan menyalurkannya, sedang istriku di Sumatera bersama anakku.

Untuk memenuhi hasrat libidoku, pada malam yang dingin itu aku mengintip majikanku itu di kamarnya.
Rupanya ia masih belum tidur dan hanya berbaring di ranjang. Tampaknya ia sedang merindukan belaian dari
suaminya. Namun karena suaminya sedang tidak tidak ada ia menjadi kelihatan gelisah di tempat tidurnya.
Aku memperhatikan Neng Shifa  selalu menggeser geserkan guling di ranjangnya yang luas itu ke arah
kemaluannya.

Aku tahu saat itu Neng Shifa  ingin kehangatan. Apalagi hawa dingin AC di kamarnya membuatnya tampak
kehausan. Tak lama kemudian kulihat tangan Neng Shifa  mulai meraba-raba bagian selangkangannya dari
luar gaun tidurnya yang sudah mulai awut-awutan dan menyingkapkan pahanya yang mulus. Aku jadi
terangsang dan ingin melihat terus apa yang hendak dilakukannya.

Saat sedang asyik-asyiknya memperhatikan tingkah laku anak perempuan majikanku itu aku dikejutkan oleh
suara benda terjatuh dan ada bunyi ‘krasak kresek’. Aku yang saat itu berada dalam kegelapan dapat
dengan leluasa mengintai ke arah datangnya suara itu. Ohh.. Alangkah kagetnya aku. Aku melihat ada 3
orang yang mengendap endap akan masuk ke rumah ini. Mereka telah melompati pintu pagar dan sedang
berjalan ke arah rumah.Cerpen Sex

Sebagai seorang bekas tentara yang telah banyak pengalaman di medan perang, aku lalu menuju arah suara
itu dan dengan samuraiku aku bacok si penjahat itu tanpa tanya lagi. Mereka meringis kesakitan dan minta
ampun padaku. Mereka akhirnya lari dan berusaha menghindar dari kejaran masyarakat yang tahu akan
tindakan mereka. Malam itu akhirnya rumah majikanku ini selamat dari upaya pencurian dan perampokan.
Majikanku Shifa  akhirnya terbangun dan keluar rumah menemuiku. Aku pun menerangkan kejadian yang
sesungguhnya dengan lengkap. Ia pun akhirnya berterima kasih dan minta aku untuk menyelesaikan masalah
itu dengan aparat terkait malam itu.

Setelah memberikan laporan secukupnya, malam itu pun aku pulang ke rumah dan disambut majikanku Neng
Shifa , yang saat itu mengenakan baju kimono tidur. Ia amat mengkhawatirkan keadaanku malam itu. Iapun
telah sempat menelepon suami dan kedua orang tuanya. Dan akupun lalu ditelepon suami dan kedua orangtua
Shifa  agar bisa menjaga Shifa  dengan hati hati. Sempat aku lihat wajah kecemasan di rona muka Shifa
malam itu. Wajahnya yang putih bersih itu terlihat takjub dan khawatir, namun dengan lambat aku
terangkan kepadanya supaya jangan cemas seperti itu.

Malam itu pun lalu kami tidak tidur dan hanya berbicara saja di ruang tamu rumah besar itu. Neng Shifa
kelihatan masih shock atas kejadian itu dan akupun tidak sampai hati meninggalkannya sendirian di ruang
tamu malam itu. Aku menemaninya dan sesekali mataku yang nakal mencuri-curi pandang ke arah sekujur
tubuhnya yang terbalut kimono tidur saat itu. Mata nakalku sempat memperhatikan gundukan bukit dadanya
yang sekal dan berukuran 34B hingga amat menggodaku. Aku tahu nomor itu karena saat mencuci dan menjemur
aku sempat melihatnya dengan seksama jenis dan wangi celana dalam Neng Shifa .

“Neng.. Sudah malam tidur aja dulu.. Biar Mamang jaga di sini” kuanjurkan Neng Shifa  agar segera tidur
karena waktu sudah hampir pukul 2 pagi.
“Ahh.. Enggak Mang.. Shifa  masih takut dengan kejadian tadi! Mamang mau kan jagain Shifa  di kamar”
pinta Neng Shifa  dengan wajah yang masih nampak pucat.
“Wahh.. Mamang enggak berani lancang neng..” aku terkejut dan spontan menolak karena enggak enak harus
masuk kamar majikanku ini.
“Enggak apa-apa kok Mang.. Soalnya aku takut sendirian..” katanya memelas.

Aku jadi tidak tega melihatnya. Entah kenapa malam itupun aku diajaknya ke kamarnya untuk sekedar
berbincang bincang. Katanya ia masih takut dan trauma. Jika saja ada suaminya ia mungkin tidak akan
mengizinkan aku ke kamarnya. Namun hal tabu yang slalu aku jaga slama ini malam itu luntur. Aku masuk ke
kamarnya yang dingin dan harum semerbak itu sekedar hanya untuk menemani anak majikanku itu. Sebagai
laki-laki aku telah memasuki wilayah pribadi putri majikanku itu.

Dengan sedikit berdebar aku mengikuti Neng Shifa  masuk ke kamarnya dan duduk di kursi yang ada di kamar
Neng Shifa . Niat isengku mulai timbul saat kulirik tubuh Neng Shifa  yang sintal terbaring indah di
tempat tidurnya. Dengan sedikit kurang ajar aku mulai berusaha mempengaruhi jiwa dan mental putri
majikanku itu dengan cerita cerita seram tentang perampokan dan horor. Sebagai wanita yang hanya seorang
diri malam itu tentunya ia merasa takut dan amat membutuhkan bantuanku. Neng Shifa  tidak jadi tidur dan
semakin merasa ketakutan. Ia memintaku menemaninya duduk di atas tempat tidurnya. Inilah saatnya insting
kelelakianku bermain.

Dengan tambahan cerita seram akhirnya dengan tanpa paksaan Neng Shifa  aku raih dan kupeluk malam itu di
kamarnya. Ia yang menganggapku sebagai orangtuanya hanya mandah saja saat tubuhnya kudekap di atas
tempat tidurnya. Aku yang sudah banyak makan asam-garam sebagai laki-laki tidak terlalu sulit untuk
menundukkannya. Dengan terus menceritakan hal-hal seram, tanganku mulai mengelus lengan Neng Shifa . Aku
tahu Neng Shifa  sudah mulai tunduk dan takluk padaku. Hal ini kuketahui dari berdirinya bulu-bulu
lembut di lengannya saat kuraba. Nafas Neng Shifa  pun mulai memburu.

Aku mulai memberanikan diri mencium leher bagian belakang telinga Neng Shifa . Tubuhnya mulai sedikit
bergetar atas ciuman dan rangsangan di wilayah peka tubuhnya yang mulus itu. Aku tahu saat itu Neng
Shifa  sedang membutuhkan belaian laki laki. Namun Neng Shifa  memang wanita dan seorang istri yang
baik. Ia tidak begitu saja larut akan alunan gairah yang aku pancarkan saat itu. Ia berusaha menolakku
dan melepaskan pelukanku. Namun malam itu apalah daya seorang wanita seperti Neng Shifa  dibandingkan
aku yang bekas prajurit dan memiliki pengalaman yang lumayan di saat perang.

Aku tak mau mangsa yang sudah di depan mata terlepas begitu saja. Aku harus menuntaskannya. Karena kalau
tidak maka habislah riwayatku. Aku harus mampu menundukannya. Neng Shifa  yang menggeliat berusaha
melepaskan pelukanku, semakin kupeluk erat. Tanganku semakin berani mengelusnya. Kali ini tanganku
mengelus perutnya tepat di atas selangkangannya. Mulutku yang sedang menciumi bagian belakang telinganya
semakin liar bergerak turun ke lehernya. Bulu kuduknya telah berdiri semua. Tubuhnya semakin
menggelinjang dalam pelukanku. Lalu dengan sedikit paksaan, kurebahkan tubuh Neng Shifa  dan mulai
kutindih dan kucumbu.

Tubuhku yang menindih tubuh Neng Shifa  segera menekan bagian selangkangannya. Kedua kakinya
kupentangkan lebar-lebar sehingga aku semakin leluasa menempatkan tubuhku di antara kedua pahanya.
Batang kemaluanku yang sudah mulai mengeras menempel ketat ke selangkangan Neng Shifa  yang hangat itu.
Aku yang sudah sangat lama tidak melakukan hubungan badan semakin tak terkendali. Mulutku dengan rakus
segera menyerbu gundukan bukit payudara Neng Shifa  dari luar kimono tidurnya. Puting payudaranya yang
mulai mengeras di balik beha-nya segera saja menjadi santapan mulutku yang rakus.

“Ohh.. Mmaangg.. Jangg.. Annhh” Neng Shifa  merintih memohon agar aku menghentikan gerakanku. Namun aku
yang sudah kesetanan tak mau berhenti begitu saja. Tanganku yang liar segera bergerak ke bawah dan
menyingkap kimononya dan mengusap-usap pahanya bagian dalam yang sangat mulus. Tanganku terus merayap ke
atas dan akhirnya mulai mengelus-elus gundukan di balik celana dalam Neng Shifa  yang sudah mulai basah.
Aku tahu Neng Shifa  sudah mulai terangsang. Walaupun mulutnya bilang jangan, namun aku tahu ia tak
mungkin dapat menghentikanku.

Tanganku segera menyusup ke balik celana dalamnya yang tipis dan mulai meraba rambut di selangkangan
Neng Shifa . Tanganku segera menyentuh cairan lendir hangat yang mulai membasahi selangkangannya. Aku
yang sudah sangat berpengalaman dalam hal ini segera saja mencari-cari tonjolan di sela-sela lubang
kemaluan Neng Shifa . Karena disitulah titik kelemahan wanita. Jari tanganku segera mempermainkan
tonjolan daging kecil di celah lubang kemaluan Neng Shifa  yang sudah sangat licin dan basah. Mulut Neng
Shifa  tidak lagi menolakku.

Tubuh Neng Shifa  semakin bergetar saat jariku yang lincah bergerak memutar-mutar di atas tonjolan
daging di sela-sela lubang kemaluannya. Napas Neng Shifa  semakin megap-megap. Pantatnya mulai terangkat
sehingga bukit kemaluannya semakin ketat menempel batang kemaluanku yang semakin mengeras. Tak berapa
lama kemudian Neng Shifa  merintih panjang. Tubuhnya berkelojotan di bawah tindihanku. Aku tahu Neng
Shifa  sudah orgasme atas permainan jari-jariku yang sudah berpengalaman. Namun aku terus saja
meneruskan permainan ini. Tanganku tetap meremas dan meraba bukit kemaluannya selama beberapa saat.

Kemudian tanpa perlawanan berarti dari Neng Shifa  aku berhasil membuka seluruh kain penutup tubuhnya
hingga Neng Shifa  telanjang bulat dalam pelukanku. Pemandangan yang sangat indah segera terpampang di
depan mataku. Tubuh Neng Shifa  yang sangat mulus benar-benar membuat jakunku naik turun. Kedua belah
payudaranya yang putih sangat mengkal dihiasi dua puting yang masih berwarna kemerahan sangat
menggairahkan.Cerpen Sex

Perutnya tampak masih sangat rata karena memang belum pernah melahirkan, jadi belum ada guratan sama
sekali. Pinggulnya yang lebar sangat serasi dengan pinggangnya yang ramping. Dan yang paling membuat
mataku terbelalak adalah guratan kecil berwarna merah yang melintang di tengah-tengah gundukan bukit
membusung di kemaluannya yang lebat ditumbuhi rambut.

Lalu tanpa membuang waktu aku segera melepas kaus bututku dan memerosotkan celana kolorku hingga aku pun
telanjang bulat. Aku segera menindihnya dan menggangkankan kedua kakinya lebar-lebar. Batang kemaluanku
yang sudah mengeras menempel ketat di selangkangan Neng Shifa  yang hangat. Mulutku segera menyergap
kedua bukit payudaranya yang indah itu dengan rakus. Kali ini tanpa dihalangi kain beha dan kimono lagi.
Lidahku segera menjilat kedua bukit payudara Neng Shifa  yang putih kenyal itu bergantian. Bibirku
mengulum puting payudaranya yang mencuat. Hal ini membuat mulut Neng Shifa  mendesis-desis seperti orang
kepedasan. Tubuhnya mulai menggelinjang hingga aku merasa betapa batang kemaluanku yang menempel ketat
di selangkangannya mulai tergesek-gesek daging hangat dan licin karena sudah sangat basah.

“Amm.. punhh Maangg.. jaangg.. aannhh.. Maangg.. ouchh..” desis Neng Shifa  antara menolak dan pasrah.
Aku tak peduli. Dalam benakku hanya ada tekad untuk menuntaskan hasratku. Aku tak peduli apapun juga.
Biarlah urusan dipikir belakangan! Yang penting tembak duluan! Ayo blehh sikaatt! Demikian setan telah
menari-nari membujukku untuk menuntaskan napsuku.

Mulutku yang rakus terus menyusuri seluruh permukaan tubuh Neng Shifa . Dari kedua puting payudaranya
yang semakin keras, mulutku bergeser ke samping ke arah ketiak Neng Shifa  yang bersih tanpa ditumbuhi
rambut satu helai pun! Rupanya ia rajin mencabuti bulu ketiaknya hingga tampak bersih. Lidahku segera
menjilat-jilat ketiaknya dengan gemas. Tubuh Neng Shifa  semakin menggerinjal. Desisan tak henti-
hentinya keluar dari bibirnya.

Dari ketiak, mulutku terus bergeser turun menyusuri tulang rusuk Neng Shifa  hingga ke pinggangnya yang
putih bersih. Lidahku terusmenyapu-nyapu seluruh permukaan pinggangnya dengan diselingi sesekali
menyedotnya kuat-kuat hingga tubuh Neng Shifa  terhenyak. Aku semakin gemas menyedot-nyedot saat mulutku
sampai ke bagian bawah perut Neng Shifa  yang rata. Rambut-rambut halus nampak menumbuhi perut bagian
bawah Neng Shifa  yang semakin ke bawah semakin melebat. Lidahku menyapu-nyapu bagian perut di antara
selangkangannya dengan pangkal pahanya. Tercium aroma khas perempuan! Sungguh sangat merangsang. Rupanya
Neng Shifa  sangat menjaga kebersihan kawasan pribadinya ini.

Lidahku terus bergerak menyapu seluruh permukaan kulit Neng Shifa . Dan begitu sampai ke gundukan bukit
kemaluannya yang membusung, lidahku segera menyeruak masuk ke dalam celah sempit yang tadi kulihat
berwarna merah jingga. Segera lidahku merasakan ada cairan yang terasa sedikit asin namun nikmat! Tanpa
rasa jijik segera saja kusedot bibir kemaluan Neng Shifa  dengan gemas. Kutelan habis cairan yang keluar
membasahi permukaan liang kemaluan Neng Shifa  tanpa rasa jijik. Pantat Neng Shifa  terangkat seolah
menyambut juluran lidahku hingga wajahku semakin ketat menempel di selangkangannya.

Lidahku menyusup semakin dalam ke lubang kemaluan Neng Shifa  yang pantatnya terangkat-angkat seolah
menyambut juluran lidahku. Mulut Neng Shifa  tak henti-hentinya mendesis-desis dan entah disadari atau
tidak, kedua tangan Neng Shifa  mulai menjambak-jambak rambutku dan kedua kakinya mengait leherku dan
menekankannya ke arah selangkangannya. Pantatnya terus diangkat-angkat seolah-olah memintaku lebih dalam
memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya. Aku yang memang ingin memberikan sensasi lain kepada
majikanku segera bertindak.

Kedua ibu jari tanganku mencoba membentangkan bibir kemaluan Neng Shifa  agar terbuka lebih lebar dan
kugesekkan mulutku dengan liar pada gundukan bukit kemaluan Neng Shifa  yang membusung. Reaksinya
sungguh luar biasa. Neng Shifa  semakin liar menggerak-gerakkan pantatnya dan kakinya semakin ketat
menjepit leherku. Erangannya semakin keras dan tubuhnya terhentak-hentak. Tubuhnya terus berkelojotan
selama beberapa saat lalu gerakannya semakin melemah dan akhirnya kedua pahanya terkulai lemah menyandar
di punggungku. Aku tahu kalau Neng Shifa  telah mencapai klimaks yang kedua kalinya di malam menjelang
pagi ini.

Aku yang belum mengalami orgasme segera saja menempatkan diriku sejajar dengan tubuh Neng Shifa . Tubuh
telanjangku menindih tubuhnya. Kontolku yang ukurannya biasa saja seperti ukuran pria kebanyakan, sudah
sangat keras dan siap tempur. Ukurannya sebetulnya biasa saja, tetapi yang membanggakanku adalah
bentuknya yang agak membengkok saat ereksi. Jadi kalau dilihat sepintas mirip-mirip pisang Ambon yang
bentuknya agak melengkung.

Dengan perlahan kutusukkan ujung kepala kontolku (palkon) ke tengah-tengah gundukan bukit kemaluan Neng
Shifa  yang munjung itu. Lubang kemaluan Neng Shifa  yang sudah sangat licin memudahkan ujung palkonku
tergelincir masuk. Napasku terasa sesak saat kepala kontolku mulai terjepit kehangatan bibir kemaluan
Neng Shifa . Sambil menahan napas, kudorong pantatku pelan-pelan hingga sedikit demi sedikit batang
kontolku melesak ke dalam lubang kemaluan Neng Shifa . Hangat sekali rasanya. Apalagi lubang kemaluan
Neng Shifa  sudah basah oleh lendir akibat orgasmenya tadi.

“Shh.. Ohh.. Mm.. Aangghh” mulut Neng Shifa  tak henti-hentinya merintih saat batang kontolku menerobos
lubang kemaluannya.

Aku tahu Neng Shifa  mungkin agak menyesal karena telah terjerumus dalam jebakan nafsuku. Neng Shifa
hanya pasrah dan dengan terpaksa ia menikmati rahimnya aku tusuk dengan batang kontolku berulang kali.
Aku tahu ia amat menyesali atas apa yang terjadi malam itu, terlihat dari air matanya yang keluar saat
aku berpesta di atas tubuhnya yang telanjang.

Kulihat air mata mulai mengembang di pelupuk matanya. Namun semuanya telah terlambat. Kontolku sudah
telanjur memasuki lubang yang seharusnya hanya menjadi hak suaminya. Aku pun tak peduli, bagiku yang
terpenting adalah melepaskan desakan napsu yang terus mendesak-desak dari dalam tubuhku. Di atas ranjang
kamarnya yang mewah itu, aku berhasil membenamkan kemaluanku yang lumayan masih cukup perkasa ke dalam
rahimnya yang masih sempit itu.

“Hkkhh..” napasku tertahan saat seluruh kontolku dari ujung hingga pangkal telah terbenam seluruhnya di
dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shifa .

Air mata Neng Shifa  sudah mulai jatuh satu persatu. Namun aku tak peduli. Kehangatan yang aku rasakan
pada kemaluanku saat masuk kedalam tubuh Neng Shifa  amat membuatku lupa diri. Perlahan-lahan kutarik
pantatku hingga batang kontolku tertarik keluar dan hanya ujungnya saja yang masih menancap dalam
jepitan lubang kemaluan Neng Shifa . Lalu dengan kuat kudorong pantatku yang otomatis batang kontolku
melesak dalam-dalam ke dalam lubang kemaluannya.

“Ughh..” tanpa sadar Neng Shifa  mendengus saat ujung kepala kontolku seperti menumbuk sesuatu yang
empuk dan hangat di dalam sana.

Aku terus menarik dan mendorong pantatku di atas tubuh Neng Shifa . Perlahan-lahan kurasakan Neng Shifa
mulai ikut mengimbangi gerakanku. Secara perlahan pantatnya bergerak memutar mengikuti irama ayunan
pantatku. Batang kontolku serasa diurut dan diremas-remas dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shifa  yang
sempit. Rupanya Neng Shifa  sudah mulai terangsang lagi. Rasa sedih yang ditandai dengan melelehnya air
matanya seakan-akan sirna dengan goyangannya mengiringi ayunan pantatku.Cerpen Sex

Bibir Neng Shifa  kembali mendesis-desis dan mengerang. Aku yang sudah tidak tahan segera menyergap
bibirnya yang setengah terbuka dan menyusupkan lidahku ke dalam mulutnya. Lidahku mengorek-ngorek
mulutnya mencari-cari lidahnya. Sungguh sangat segar rasanya bibir perempuan muda. Aku serasa kembali
menjadi muda lagi. Semangat baru seolah terpompa dalam darahku. Aku semakin bersemangat menggenjot
pantatku menghunjamkan batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya. Gerakan pantat Neng Shifa  semakin
kencang. Pantatnya bergoyang ke kanan dan ke kiri seirama dengan ayunan pantatku.

“Shh.. Mmaangg.. Hh shh.. Oohh..” antara sadar dan tidak Neng Shifa  merintih-rintih menambah gairahku
semakin membara.

Aku merasa betapa jari-jari Neng Shifa  mencengkeram kulit punggungku yang sudah mulai keriput dimakan
usia. Agak sakit memang, tetapi apalah artinya bagiku dibanding keberhasilanku menggauli dan menikmati
kemolekan tubuh anak majikanku itu. Lidahku yang masuk jauh ke dalam mulut Neng Shifa  mulai menemukan
perlawanan dari lidah Neng Shifa . Lidahku didorong-dorong oleh lidahnya.

Perlahan gairah dalam tubuhku mulai mendesak-desak dan menggelegak. Lalu gerakan ayunan pantatku
kuhentikan sesaat untuk mengambil bantal dan mengganjal pantat Neng Shifa  agar lebih tinggi. Dengan
posisi terganjal bantal, batang kontolku terasa masuk hingga maksimal. Aku juga semakin leluasa
menghunjamkan batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya.

Gerakan pantat Neng Shifa  seperti kesetanan. Jeritannya semakin keras dan menggairahkan. Kedua tanganku
segera kutempatkan di bawah kedua bongkahan pantat Neng Shifa  dan meremas-remasnya sambil terus
mengayunkan pantatku naik turun. Aku merasa betapa desakan gejolak meletup-letup dari bagian bawah
perutku. Perutku terasa mulai kejang karena menahan desakan yang terus menggelora.

“Ohh.. Shh.. Nenggh.. Ter.. Ruhhsshh oohh.. Neengghh!”

Tanpa sadar aku menggeram dan merintih meminta Neng Shifa  agar terus menggoyangkan pantatnya kencang-
kencang. Neng Shifa  pun rupanya sudah hampir mencapai orgasmenya. Gerakan pantatnya sudah tidak
terkendali. Cengkeraman kuku jarinya semakin kencang di kulit punggungku.

“Aakhh.. Ouchh.. Shh.. Oohh..”

Dengan diiringi desisan yang panjang akhirnya tubuh Neng Shifa  terhentak. Pantatnya terangkat dan
mengejat-ngejat. Dadanya terguncang hebat menandakan ia sudah tidak mampu menahan orgasmenya. Kurasakan
betapa batang kontolku terjepit kencang dan lubang kemaluannya mengedut-ngedut. Tubuh Neng Shifa
bergetar hebat dan berkelojotan selama beberapa saat.

“Ter.. Rushh.. Neenghh.. Aarrghh”

Baca JUga Cerita Sex ABG Montok

Akhirnya tubuhku ikut terguncang. Seluruh tubuhku terasa kejang dan mataku mulai nanar. Cratt.. Cratt..
Cratt.. Cratt.. Crrt.. Crrtt..!! Akhirnya tanpa dapat kutahan lagi batang kontolku menyemburkan air
maniku yang sangat kental dan banyak sekali ke dalam lubang kemaluan Neng Shifa  hingga sebagian tumpah
keluar saking banyaknya. Ya aku telah mencapai puncak kenikmatanku setelah sekian lama berpuasa dan
hanya onani. Tubuhku berkejat-kejat di atas perut Neng Shifa  lalu ambruk menindih tubuh telanjangnya.

Neng Shifa  amat sempurna saat ia berada di bawah tubuhku saat aku genjot tadi. Memang benar kata orang
orang bahwa seorang wanita baru terlihat cantik dan menawan jika ia telah berada di bawah tubuh laki-
laki saat kemaluannya di masuki kemaluan pria. Keringat kami pun akhirnya menyatu dan kain sprei yang
kami pakai akhirnya lembab karena basah oleh percampuran keringat dan juga air mata Neng Shifa  ditambah
lelehan spermaku yang tumpah tadi.

Aku benar-benar merasa puas sekali telah berhasil menikmati kemulusan tubuh majikanku yang cantik ini.
Neng Shifa  rupanya terlalu capai hingga ia membiarkan saja tubuh telanjangnya kupeluk. Ia telah
tertidur karena kecapaian setelah pergumulan tadi.

Saat itu jam di kamar Neng Shifa  sudah menunjukkan hampir pukul 04.30. Kamar Neng Shifa  yang dingin
karena AC membuat tubuhku menggigil soalnya aku tidak terbiasa tidur dengan AC. Apalagi saat itu aku
masih telanjang bulat dan di sisiku tergolek tubuh telanjang Neng Shifa  yang sudah mendengkur halus.
Cantik sekali wajah Neng Shifa  saat dalam kondisi tidur seperti itu. Wajahnya kelihatan begitu damai
dalam tidurnya. Aku sendiri sejak tadi belum mampu memejamkan mataku sepicingpun.

Melihat tubuh telanjang Neng Shifa  yang telentang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya yang
mulus, gairah kelelakianku kembali bangkit. Batang kontolku mulai menggeliat bangun. Sungguh pemandangan
yang terpampang di depanku begitu mempesona. Kulit Neng Shifa  yang putih mulus begitu mengundang gairah
lelaki manapun yang memandangnya. Dadanya yang putih turun naik seiring dengan napasnya yang begitu
teratur. Tanpa dapat menahan diri lagi tanganku segera mengelus kedua buah dada Neng Shifa  yang lembut.
Kupermainkan kedua puting payudaranya dengan jemariku hingga sedikit-demi sedikit mulai mengeras.

“Mmhh..” hanya lenguhan kecil yang keluar dari mulut Neng Shifa  saat tanganku sibuk mempermainkan kedua
puting payudaranya. Lalu setelah tanganku puas bermain-main di kedua bukit payudaranya, mulutku pun
mengambil alih permainan. Kini mulutku mulai mengulum kedua puting payudara Neng Shifa  secara
bergantian. Tanganku secara otomatis bergerak turun ke arah selangkangan Neng Shifa  yang terbuka lebar.
Tubuh Neng Shifa  mulai menggeliat namun matanya masih tetap terpejam.

Mulutku terus bergerak menyapu setiap jengkal tubuh Neng Shifa . Mulutku menjalar dari dada terus turun
ke perut dan berakhir di selangkangan Neng Shifa . Kembali lidahku menyeruak masuk ke dalam gundukan
bukit kemaluan Neng Shifa . Kedua pahanya semakin terbuka lebar seolah mengundangku untuk semakin dalam
memasukinya. Pagi itu aku kembali menyetubuhi tubuh anak majikanku beberapa kali hingga aku benar-benar
puas.

Semenjak kejadian di malam itu. Neng Shifa  mulai mengambil jarak dariku dan tampaknya berusaha
menghindariku. Suaminya tidak tahu tentang peristiwa malam itu. Tampaknya Neng Shifa  memang
merahasiakannya. Aku tahu diri dan tidak berupaya memperlihatkan kepada Neng Shifa  tentang bagaimana
perasaanku padanya. Aku pun bertindak seperti biasanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa antara aku
dengan Neng Shifa .Cerpen Sex

Kadang saat malam aku rindu untuk mengulangi lagi saat kebersamaan dengan Neng Shifa  namun aku pendam
saja. Dan sebagai pelampiasannya, aku terus mengintip Neng Shifa  bersebadan dengan suaminya. Tampaknya
Neng Shifa  amat menikmati persetubuhan dengan suaminya itu. Aku jadi merasa iri.

Suatu hari suami Neng Shifa  pun kembali bertugas keluar kota lagi. Tampaknya Neng Shifa  biasa biasa
saja. Ia tidak memberikan tanggapan apa pun saat itu. Dan malam saat suaminya tugas, aku berusaha
mendatangi kamar Neng Shifa  dan meminta berbicara. Neng Shifa  memberiku waktu bicara dan dengan
kepintaranku, malam itupun akhirnya aku pun kembali dapat menikmati kehangatan tubuhnya di kamarnya.
Neng Shifa  pun semakin larut olehku. Ini terlihat saat suatu malam tanpa aku duga ia mendatangi kamarku
dan kami pun bersetubuh di kamarku hingga beberapa kali malam itu.

Sampai saat ini pun di saat suaminya tidak ada di rumah, aku selalu memberinya kenikmatan ragawi yang
mungkin tidak ia dapati dari suaminya. Aku pun setelah menikmati kemulusan dan kehangatan tubuh Neng
Shifa , punya keinginan untuk dapat merasakan kehangatan tubuh saudaranya Neng Shana .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar